Seseorang tentu berhak untuk menikah dan melanjutkan keturunan, hal tersebut sudah dijamin dengan tegas dalam konstitusi kita.
Jika seseorang memilih untuk tidak mempunyai anak, maka sejatinya mereka memilih untuk tidak menggunakan hak melanjutkan keturunan.
Begitu juga dengan seseorang yang memilih untuk tidak menikah, mereka sejatinya memilih untuk tidak menggunakan hak membentuk keluarga.
Kedua hak tersebut jelas merupakan hak individu yang tidak bisa diintervensi sama sekali. Seseorang mempunyai kekuasaan terkait dua hak di atas.
Artinya, hak tersebut kembali lagi pada individu. Kedua hak di atas menjadi kewenangan penuh individu, individulah yang berhak menggunakan atau tidak.
Seseorang bebas untuk menggunakan hak tersebut atau tidak. Bahkan mengatur kapan waktu yang tepat untuk memakai hak membentuk keluarga dan hak melanjutkan keturunan.
Hanya saja, budaya kolektif kita yang membuat childfree terdengar asing. Oleh karenanya, keputusan seseorang untuk memiiih tidak menikah, bahkan memilih untuk tidak melanjutkan keturunan adalah ranah pribadi.
Hanya saja nilai standar keluarga bahagia yang diciptakan masyarakat membuat seseorang menjadi tidak bebas untuk menggunakan hak tersebut.
Jadi itulah pandangan saya tentang chidfree. Tidak ada yang salah dengan seseorang untuk memilih childfree, karena itu adalah hak pribadi. Mungkin dari sisi kesehatan tidak baik, tapi itu soal lain.
Jika ada yang bertanya, apakah saya mendukung childfree saya hanya bisa menjawab seperti ini. Saya tidak akan menyalahkan mereka yang memilih childfree, karena standar kebahagiaan setiap orang berbeda.
Begitu juga dengan saya, tentunya impian saya ya menikah dan mempunyai anak. Jadi, marilah kita saling menghormati satu sama lain perihal hak yang telah dijamin oleh undang-undang ini.