Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cukup Istirahat tapi Masih Lelah? Ini Penyebabnya

27 Agustus 2021   13:48 Diperbarui: 27 Agustus 2021   14:15 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terkadang cukup tidur masih membuat kita lelah, ternyata ada beberapa aspek lain yang perlu diistirahatkan. | Sumber: apki.or.id

Ketika tubuh lelah karena pekerjaan menumpuk atau kegiatan padat, istirahat adalah obat paling manjur untuk memulihkan stamina tubuh yang terkuras. 

Istirahat memang menjadi kebutuhan setiap makhluk hidup. Jika tubuh terlalu banyak diporsir, jelas capek. Istirahat tidak hanya berbicara tidur semata. 

Tidur hanyalah salah satu cara mengistirahatkan fisik kita dari segala aktivitas. Oleh karenanya, ketika hendak tidur jangan berpikiran aneh-aneh, itu hanya menambah beban otak untuk tetap bekerja. 

Begitu juga dengan kegiatan lain seperti main HP, tentu saja hal itu akan membuat kualitas tidur kita berkurang. Tubuh kita tidak sepenuhnya istirahat karena masih ada kegiatan di atas tempat tidur. 

Jadi, sebaiknya bersihkan dulu hal-hal tersebut. Bahkan, Friedrich Nietzshe dalam bukunya berjudul Zarathustra menyarankan beberapa cara agar kita bijak dalam tidur. 

Kunci agar tidur dengan baik adalah, dalam sehari: sepuluh kali berdamai dengan diri sendiri, sepuluh kali tertawa dan bersikap riang, dan mendapatkan sepuluh kebenaran dalam sehari. Jika tidak, engkau akan mencari kebenaran diwaktu malam, sebab jiwamu masih lapar.

Adakalanya meskipun istirahat cukup, tubuh tetap saja lelah. Padahal waktu istirahat sudah teratur sedekimian rupa. Seperti yang sudah disinggung di atas, tidur hanyalah salah satu cara istirahat. 

Tidur adalah kegiatan mengistirahatkan fisik. Nah, bisa jadi fisik sudah istirahat, tetapi beberapa faktor di bawah ini belum diistirahatkan. 

Mental Rest

Selain istirahat fisik, mental pun butuh istirahat, terutama pikiran kita. Pikiran yang runyam justru menyedot banyak energi dalam tubuh. Meskipun istirahat fisik cukup, jika pikiran tidak istirahat ya tetap akan lelah. 

Sama seperti fisik, pikiran juga butuh istirahat. Apalagi jika pikiran kita dipenuhi hal yang negatif. Cara yang bisa dilakukan adalah meditasi. Meditasi setidaknya bisa menenangkan pikiran kita. 

Selain meditasi, cobalah sejenak untuk menikmati keindahan alam. Melihat indahnya alam ciptaan Tuhan membuat pikiran tenang, apalagi yang dilihat itu pepohonan hijau yang rindang ditambah angin berhembus yang menyejukkan. 

Bisa juga pergi ke pantai, ditemani deburan ombak yang menggelora. Saya termasuk orang yang seperti ini, jika wisata alam, saya lebih menikmatinya.

Rasanya jiwa dan pikiran jadi tenang. Saya tidak tergoda untuk bermain atau apapun, yang saya lalukan adalah menikmati suasana. 

Sensory rest

Selain fisik dan mental, pancaindera kita juga butuh istirahat. Mata yang seharian menatap layar HP atau laptop juga butuh istirahat. Pejamkan matamu sejenak. 

Tidak baik juga lama-lama memandang layar HP atau komputer. Mata jadi lelah. Untuk itu mengistirahatkan indera juga menjadi penting. Berilah waktu indera kita untuk istirahat dari berbagai aktivitas. 

Coba deh satu atau dua hari agar hidup kita tidak didikte oleh gedget. Apalagi sosmed, biasakan sebelum tidur HP jauh dari kasur, atau ketika sudah bangun jangan sentuh HP.

Emotional rest

Pekerjaan yang menumpuk, tugas, dan segelintir masalah lain tentu tidak diharapkan. Akhirnya kita jadi capek dengan kondis tersebut bahkan menjadi emosi. 

Sebaiknya, emosi tersebut jangan dipendam, termasuk emosi negatif sekalipun. Curahkan emosi tersebut, wajar dong mencurahkan emosi. 

Carilah teman yang enak diajak curhat tentang masalah pribadimu. Bukan orang yang toxic positivity, tetapi teman yang benar-benar memahami masalah yang dihadapi. 

Jika sulit, cobalah lepaskan emosi tersebut ke dalam buku diary atau menulis di blog. Melepaskan emosi negatif dengan cara seperti itu lebih efektif daripada memendamnya. 

Tidak terbayang bukan jika emosi tersebut terus dipendam dan ditumpuk. Bisa saja seperti bom waktu yang setiap saat bisa meledak. 

Social rest

Nah ada satu lagi yaitu mengistirahatkan kehidupan sosial kita. Manusia memang tidak bisa lepas dari manusia lain, kita sangat bergantung dengan lingkungan. 

Tetapi, bagaimana jika lingkungan sekitar kita membuat tidak nyaman. Misalnya dipenuhi oleh orang-orang toxic? Tentunya sangat melelahkan bukan.

Menepi sejenak dari hiruk pikuknya kehidupan tidak ada salahnya. Apalagi lingkungan tersebut hanya memberikan efek negatif bagi kita. Menepi sejenak, begitu kiranya. 

Jika sulit, carilah lingkungan baru yang bisa mendukung kehidupan kita menjadi lebih baik. Ya carilah komunitas tertentu yang bisa meningkatkan potensi diri kita. 

Bisa saja bergabung dengan klub olahraga, klub literasi, teater  yang memang kita tertarik dengan itu. Lingkungan positif tersebut menjadi cara menepi terbaik dari lingkungan yang toxic. 

Nah jadi itulah beberapa faktor yang mungkin kita lewatkan. Meskipun tidur kita cukup, tetapi faktor di atas belum istirahat. Jadilah kita tetap merasa capek. 

Jadi, meskipun waktu istirahat kita cukup, bisa saja aspek lain belum kita istirahatkan. Jadi, istirahat tidak hanya soal fisik saja. Mental, emosi, bahkan sosial selalipun butuh waktu untuk istirahat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun