Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Belajar Arti Pentingnya Pendidikan dari Nyai Ontosoroh

2 Mei 2021   05:54 Diperbarui: 2 Mei 2021   05:57 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah pergundikan itu, kemudian Herman Mellema mengajarkan  Sanikem membaca, menulis, menghitung bahkan bersolek. Diceritakan juga sebelum tidur, Sanikem selalu membaca majalah terlebih dahulu. 

Dikisahkan dalam novel bumi manusia, Sanikem memiliki berbagai macam buku, majalah, dan koran. Bahkan bacaan tersebut didominasi oleh bahasa Belanda. Jarang sekali rumah seorang pribumi menjadikan buku sebagai pajangan. 

Karya-karya sastra yang asing di telinga pribumi justru telah dibacanya. Sanikem juga menyinggung nama Multatulli dan karyanya yang mashur yaitu Max Havelaar. 

Bagaimana bisa orang yang tidak menyentuh pendidikan formal sedikitpun bisa mempunyai pengetahuan luas. Bahkan di dalam novel itu, Minke selaku tokoh utama banyak belajar pada nyai. 

Minke adalah seorang siswa HBS. HBS adalah sekolah yang ternama, tidak semua orang bisa masuk sekolah tersebut. Tetapi di dalam novel tersebut, Nyai Ontosoroh dijadikan panutan oleh Minke. 

Sanikem di dalam novel ini mempunyai karakter yang kuat. Karakter yang tangguh. Sesuatu hal yang tidak dimiliki oleh wanita pribumi pada saat itu. Sanikem adalah buah hasil pemikiran modern di zaman yang tertinggal. 

Kehilangan kehormatan karena dijual oleh ayah kandungnya tak lantas membuat Sanikem terpuruk dan pasrah pada keadaan. Ia bangkit dan bertekad menentukan nasibnya sendiri. Bahkan berpedoman pada Revolusi Prancis, yaitu kebebasan, persamaan, persaudaraan. 

Sanikem dengan bijak memanfaatkan kekayaan dan akses pengetahuan yang dimiliki oleh Herman Mellema. Hasilnya, bukan saja ia kemudian menguasai bahasa Belanda laiknya kaum terpelajar di Hindia Belanda saat itu.

Sanikem juga piawai mengerjakan urusan-urusan perkantoran. Dia prigel mengerjakan semua urusan bisnis, dari soal managemen organisasi kantor, pembukuan keuangan, perdagangan, hingga soal administrasi dan surat-menyurat.

Sebuah keahlian yang di masa itu bahkan masih jarang dimiliki oleh kaum laki-laki sekalipun. Meskipun darah biru nisbi tak mengalir di tubuhnya, Nyai Ontosoroh juga pandai bersolek laiknya kaum aristokrat di Eropa sana. 

Sekalipun memiliki atribut “nyai”, dan memang demikianlah wanita itu mau disebut, bukanlah dicitrakan sebagai perempuan rendahan. Tetapi sanikem tidak demikian, dia bukan sekedar nyai biasa, bukan juga istri gundik biasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun