Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Belajar Arti Pentingnya Pendidikan dari Nyai Ontosoroh

2 Mei 2021   05:54 Diperbarui: 2 Mei 2021   05:57 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita telah melawan, nak, nyo, sebaik-baiknya, serhormat-hormatnya". Bumi Manusia -Pramoedya Ananta Toer-

Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tanggal 2 Mei merupakan kelahiran tokoh pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara.

Berkat jasa-jasanya terutama dalam bidang pendidikan, maka tanggal 2 Mei yaitu dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional sebagai bentuk rasa hormat bangsa Indonesia kepada Ki Hajar Dewantara. 

Banyak tokoh pendidikan di Indonesia yang perlu diteladani. Tetapi di sini penulis memilih tokoh fiktif Nyai Ontosoroh sebagai panutan dalam bidang pendidikan. 

Fiksi adalah cara terbaik untuk menyampaikan kebenaran. Pesan moral yang dibalut dengan cerita biasanya lebih membekas, dan lebih diresapi. 

Sebutan "nyai" pada saat kolonialisme mempunyai konotasi buruk di mata masyarakat. Nyai merupakan istri dari hasil pergundikan orang-orang Belanda. Istri yang dinikahi secara tidak resmi.

Jadi, meskipun menikah dengan pejabat tetap saja istri yang digundik tidak mempunyai hak yang sama seperti istri yang dinikahi secara resmi.  

Konotasi nyai yang mempunyai citra negarif dalam novel bumi manusia menghilang. Dengan keahlian Pram, status nyai dalam novel ini berbeda dari yang dikenal di masyarakat. 

Di dalam novel ini, Nyai Ontosoroh alias Sanikem merupakan anak seorang juru tulis pabrik gula. Sang ayah menjual Sanikem kepada Herman Mellema hanya untuk sebuah pangkat.

Dari situlah kisah pergundikan Sanikem dimulai. Seperti lazimnya dalam gundik, maka nama nyai pun disematkan pada Sanikem. Pun dengan konotasi negatifnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun