Ada 2 jenis motivasi yang dapat diberikan kepada karyawan anda. Motivasi positif dan motivasi yang bersifat negatif. Kedua motivasi ini dapat dipelajari dan dapat ditentukan sendiri mana yang menurut anda lebih efektif untuk diterapkan. Kinerja karyawan dapat ditingkatkan dengan berbagai macam cara.Â
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah meningkatkan motivasi kerja pada karyawan tersebut. Peningkatan motivasi intrinsik merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Bentuk dari pemberdayaan psikologis pada karyawan dengan memberikan motivasi intrinsik.
Bentuk dari pemberdayaan psikologis pada karyawan dengan memberikan motivasi intrinsik. Dimana kekuatan yang berupa keinginan maupun harapan tersebut yang pada akhirnya menuntun seseorang untuk berkinerja secara maksimal. Â
Spreitzer (1995) menyatakan bahwa pemberdayaan psikologis terdiri dari empat item kognitif: makna (meaningful), kompetensi (competence), penentuan nasib sendiri (choice/self-determination), dan dampak (impact).
Beberapa faktor internal yang dapat membentuk motivasi tersebut antara lain adanya pencapaian, pemberian tanggung jawab, dan adanya kesempatan untuk berkembang.Â
Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan dalam Herzberg’s Motivation Theory. Pada teori 2 faktor Herzberg menyatakan bahwa seseorang akan mempunyai kinerja yang baik apabila faktor-faktor motivasi (motivational factor) terdapat dalam pekerjaan.Â
Faktor motivasi tersebut antara lain dorongan untuk berprestasi, pengakuan, tanggung jawab, kesempatan untuk maju, dan kepuasan kerja. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang membentuk motivasi intrinsik.Â
Menurut Zhang & Bartol (2010), Empat unsur Pemberdayaan Psikologi yang memberikan otoritas lebih dan perasaan senang akan meningkatkan level perilaku kreatifitas dan inovasi lebih tinggi.Â
Dalam penelitian Mumford (2000) dijelaskan tentang hal ini, bahwa seseorang yang merasa dirinya memiliki rasa tanggungjawab dan ketetapan diri akan suatu pekerjaan akan meningkatkan kreatifitas dirinya dan selanjutnya akan menujukkan sikap inovatif.Â
Perasaan senang dan bahagia inilah yang selanjutnya akan membuat orang menjadi lebih kreatif dan bersemangat untuk mengeksekusi ide kreatif menjadi implementasi produk atau kebijakan atau hal-hal yang bersifat inovatif.
Penelitian Woodman (1993) Â juga menyebutkan bahwa Perasaan yang menyenangkan dari intrinsic motivation tersebut akan membuat semangat bekerja dan meningkatkan kreatifitas sehingga akhirnya meningkatkan perilaku inovatif. Â