Nah, setelah tahu kesalahan-kesalahan ini, bagaimana cara mengatasinya? Jawabannya ada pada apa yang disebut dengan 'deep practice'Â atau latihan mendalam. Mari kita bahas lebih lanjut.
Menerapkan Deep Practice untuk Menguasai Keterampilan
Deep practice bukanlah sekadar latihan biasa. Ini adalah metode latihan yang benar-benar menantang kita untuk keluar dari zona nyaman dan fokus pada perbaikan yang terukur. Berikut adalah langkah-langkah untuk menerapkan deep practice:
1. Tentukan Hasil Akhir yang Diinginkan
Sebelum mulai berlatih, kita harus punya gambaran jelas tentang apa yang ingin kita capai. Ini disebut dengan 'performance goal' atau target kinerja. Misalnya, kalau kita belajar bahasa Arab, apakah targetnya bisa bercakap-cakap atau bisa membaca kitab kuning? Targetnya berbeda, cara latihannya juga akan berbeda.
2. Pecah Keterampilan Kompleks Menjadi Sub-keterampilan
Ini yang disebut dengan 'chunking'. Kita pecah keterampilan besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikuasai. Misalnya, kalau belajar silat, kita bisa memecahnya menjadi: kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, dan seterusnya.
3. Latih Setiap Sub-keterampilan Secara Berulang
Inilah inti dari deep practice. Kita fokus pada satu sub-keterampilan dan melatihnya berulang-ulang sampai benar-benar dikuasai. Ini bukan sekadar pengulangan, tapi pengulangan dengan fokus pada perbaikan.
4. Dapatkan Umpan Balik
Umpan balik bisa dari diri sendiri (internal) atau dari orang lain (eksternal). Yang penting, kita harus tahu apa yang sudah benar dan apa yang masih perlu diperbaiki. Kalau bisa, cari mentor atau pelatih yang bisa memberi umpan balik yang akurat.
5. Perbaiki Berdasarkan Umpan Balik