Kami kemudian dibagikan alat pelindung diri (APD), yaitu helm, rompi, dan sepatu. Setelah mengenakan APD, kami berjalan kaki menuju area proyek. Titik yang kami kunjungi adalah Stasiun Monas yang dibangun di bawah Taman Monas dengan kedalaman 18 meter.
Stasiun Monas nantinya memiliki 2 pintu masuk saja, karena alasan keamanan. Wajar saja, stasiun ini berada di ring 1 istana sehingga faktor keamanan sangat diperhatikan.
Kami menuju ke salah satu pintu masuk dan berjalan menuruni anak tangga. Tak lama, kami tiba di level pertama yaitu concourse level. Di level ini nantinya akan ada gate untuk tap in/out dan area merchant.
Dari level ini, kami turun lagi ke level berikutnya yaitu platform level atau peron, untuk penumpang naik dan turun MRT. Dari peron ada satu tangga lagi ke bawah menuju jalur MRT.
Pada salah satu ujung, terlihat underground tunnel dengan diameter sangat besar. Terowongan beton ini menjadi daya tarik utama bagi peserta tur. Dengan kamera masing-masing, kami berkali-kali menekan tombol shutter untuk mengabadikan momen spesial ini.
Tentunya menjadi pengalaman tak terlupakan bisa  berkunjung ke proyek MRT ini. Saya bisa melihat dari dekat perkembangan pembangunan infrastruktur transportasi modern ini.
MRT menjadi solusi transportasi masa depan yang berkelanjutan. Kehadirannya bisa membantu mengatasi berbagai masalah seperti polusi udara dan kemacetan lalu lintas yang dihadapi oleh kota Jakarta.
Infrastruktur dan transportasi modern ini akan menjadi penanda perkembangan zaman. Tak hanya itu, ia bisa menjadi inspirasi untuk karya-karya besar lainnya.
Seperti "Si Jamin dan Si Johan" dengan latar belakang kota Jakarta berikut trem di masa lalu, tak berlebihan jika nantinya akan ada novel, film, atau karya lain yang menjadikan MRT dan stasiun sebagai inspirasi ataupun setting-nya