Dengan memilih buku fisik, pembaca dapat menikmati waktu berkualitas tanpa gangguan notifikasi atau sinar biru yang bisa mengganggu kesehatan mata. Sehingga, pembaca bisa lebih mudah tenggelam dalam dunia yang diciptakan oleh penulis.
Buku fisik juga tidak memerlukan baterai atau koneksi internet. Sehingga, bisa dibawa dan dibaca di mana saja, kapan saja, tanpa khawatir tentang kehabisan daya atau sinyal.
Nilai Estetika, Budaya, dan Sentimental
Selanjutnya, ada juga aspek estetika dan budaya yang berkontribusi pada kecintaan terhadap aroma kertas. Dalam budaya literasi, buku dan kertas sering kali dianggap sebagai simbol pengetahuan dan kebijaksanaan. Â
Koleksi buku di rak atau perpustakaan pribadi mencerminkan minat dan perjalanan intelektual seseorang. Banyak orang menganggap buku fisik sebagai barang koleksi yang berharga. Memiliki rak buku penuh dengan berbagai judul akan memberikan rasa kebanggaan dan kepuasan tersendiri.
Buku fisik juga sering kali dianggap sebagai hadiah yang bermakna dan personal. Setiap buku memiliki ceritanya sendiri, bukan hanya dari isi yang terkandung di dalamnya, tetapi juga dari kenangan saat pertama kali membacanya atau dari siapa buku tersebut didapatkan.
Dengan demikian, meskipun teknologi terus berkembang, banyak orang tetap setia pada buku fisik karena alasan emosional dan praktis yang kuat. Semua ini menambah nilai sentimental dari buku fisik yang tidak dapat digantikan oleh format digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H