Kopi Kampoeng Jrahi milik Aan ini bukanlah satu-satunya bisnis UMKM yang berkembang di Jrahi. Bisnis UMKM lainnya seperti kerajinan ukir kayu, Batik Nggunung (batik tulis khas Jrahi), gula aren, minuman herbal, dan lainnya. Produk UMKM tersebut kerap hadir pada bazar yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pati melalui dinas-dinas terkait.
Dari kedai kopi, aku kemudian mendatang salah satu tempat wisata di Jrahi yaitu Embung Mini Jrahi. Aku mendatangi kafe J'Kopi yang berada di tepi embung ini. Dari lokasi ini, aku bisa melihat pemandangan yang indah sambil menikmati makanan dan minuman. Tenangnya air embung berada di salah satu sisi, sementara di sisi lain ada pegunungan hijau yang menyegarkan mata.
Selain Embung Mini, masih ada tempat-tempat lainnya di Jrahi yang menarik untuk dikunjungi wisatawan. Misalnya wisata alam di air terjun Grenjengan Sewu, sumber air Pancur Songo, Goa Jurang Gonggo Mino yang dipercayai sebagai tempat pertapaan Parikesit di zaman pewayangan, atau Jalur Pendakian Puncak Tanggulangsi sebagai salah satu jalur menuju puncak Gunung Muria.
Selain wisata alam, pengunjung juga bisa berwisata religi di Vihara Sadhagiri. Lokasinya tak jauh dari Embung Mini, hanya beberapa puluh meter saja. Tempat ibadah umat Budha ini terlihat megah dan indah, dan merupakan salah satu wihara terbesar di Kabupaten Pati.
Desa Jrahi sendiri dihuni oleh sekitar 2.700 warga yang menganut beragam agama dan aliran kepercayaan. Yakni, agama Islam, Kristen, Budha, dan aliran kepercayaan Sapto Darmo. Mereka hidup berdampingan dengan rukun dan harmonis.
Kerukunan antarumat beragama bisa dilihat pada saat bulan Ramadan beberapa waktu lalu. Warga membagikan takjil untuk berbuka puasa kepada pengguna jalan dan wisatawan yang tengah datang ke Jrahi. Menariknya, takjil tidak hanya dipersiapkan dan dibagikan oleh warga yang beragama Islam, tetapi juga warga beragama lain.
Warga Jrahi juga merawat tradisi leluhur. Setiap bulan Apit, Desa Jrahi dan kebanyakan desa lainnya di Pati mengadakan perayaan "sedekah bumi". Acara bersih desa ini sebagai wujud syukur warga atas nikmat yang telah diberikan Sang Pencipta.
Sedekah bumi di Jrahi ditandai dengan mengarak gunungan hasil bumi yang kemudian dibagikan kepada warga. Selain itu juga ada pagelaran kesenian tayub. Sedekah bumi menjadi momen yang mampu menyatukan warga.