Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Teluk Kiluan: Surga Lumba-lumba di Ujung Selatan Sumatera

25 September 2012   12:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:43 3482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menuruni bukit, rasa lelah kami terbayar dengan pemandangan laut berpasir putih yang indah. Namun perjalanan tidak berhenti di situ saja. Kami harus berjalan ke arah kanan menyusuri tebing-tebing karang yang cukup berbahaya. Setelah beberapa puluh menit bersusah-payah menyusuri tebing, tibalah kami di sebuah laguna yang luar biasa indah. Beberapa dari kami pun segera menceburkan diri ke laguna tersebut. Betapa beruntungnya anak-anak Kiluan itu, mereka memiliki halaman depan di Teluk Kiluan yang tenang dan juga sebuah laguna yang elok sebagai halaman belakangnya.

[caption id="attachment_200901" align="aligncenter" width="540" caption="Pantai berpasir putih (dok. pribadi)"]

1348550693598227156
1348550693598227156
[/caption]

[caption id="attachment_200902" align="aligncenter" width="540" caption="Menyusuri tebing karang (dok. pribadi)"]

13485507651092853841
13485507651092853841
[/caption] [caption id="attachment_200903" align="aligncenter" width="540" caption="Dan sampailah di laguna di Kiluan (dok. pribadi)"]
13485508381297885382
13485508381297885382
[/caption]

Setelah puas mandi di laguna, kami pun kembali ke penginapan (tentunya harus menyusuri tebing dan melewati bukit kembali). Lepas tengah hari sekitar jam dua, kami pun berkemas-kemas meninggalkan Teluk Kiluan yang indah tersebut. Dengan perahu motor, kami bergerak kembali ke Canti yang membutuhkan waktu sekitar lima jam perjalanan dari Kiluan.

Ketika menjelang sore, beberapa orang dari rombongan menaiki atap perahu. Kami menikmati luasnya lautan dan langit biru dan selanjutnya juga menyaksikan keindahan matahari terbenam dari atas perahu motor. Bulan setengah lingkaran tampak di langit, hingga akhirnya kami sampai di Canti ketika hari sudah gelap. Inilah cerita yang bisa saya bagikan tentang indahnya Teluk Kiluan, yang membuat saya bersyukur memiliki tanah air Indonesia yang begitu elok ini.

[caption id="attachment_200904" align="aligncenter" width="540" caption="Menikmati luasnya lautan dan langit biru (dok. pribadi)"]

1348551273952246966
1348551273952246966
[/caption] [caption id="attachment_200905" align="aligncenter" width="540" caption="Para penikmat senja (dok. pribadi)"]
1348551383477691190
1348551383477691190
[/caption] [caption id="attachment_200908" align="aligncenter" width="540" caption="Bulan setengah lingkaran di atas sana (dok. pribadi)"]
13485516061117569540
13485516061117569540
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun