Setelah menuruni bukit, rasa lelah kami terbayar dengan pemandangan laut berpasir putih yang indah. Namun perjalanan tidak berhenti di situ saja. Kami harus berjalan ke arah kanan menyusuri tebing-tebing karang yang cukup berbahaya. Setelah beberapa puluh menit bersusah-payah menyusuri tebing, tibalah kami di sebuah laguna yang luar biasa indah. Beberapa dari kami pun segera menceburkan diri ke laguna tersebut. Betapa beruntungnya anak-anak Kiluan itu, mereka memiliki halaman depan di Teluk Kiluan yang tenang dan juga sebuah laguna yang elok sebagai halaman belakangnya.
[caption id="attachment_200901" align="aligncenter" width="540" caption="Pantai berpasir putih (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_200902" align="aligncenter" width="540" caption="Menyusuri tebing karang (dok. pribadi)"]
Setelah puas mandi di laguna, kami pun kembali ke penginapan (tentunya harus menyusuri tebing dan melewati bukit kembali). Lepas tengah hari sekitar jam dua, kami pun berkemas-kemas meninggalkan Teluk Kiluan yang indah tersebut. Dengan perahu motor, kami bergerak kembali ke Canti yang membutuhkan waktu sekitar lima jam perjalanan dari Kiluan.
Ketika menjelang sore, beberapa orang dari rombongan menaiki atap perahu. Kami menikmati luasnya lautan dan langit biru dan selanjutnya juga menyaksikan keindahan matahari terbenam dari atas perahu motor. Bulan setengah lingkaran tampak di langit, hingga akhirnya kami sampai di Canti ketika hari sudah gelap. Inilah cerita yang bisa saya bagikan tentang indahnya Teluk Kiluan, yang membuat saya bersyukur memiliki tanah air Indonesia yang begitu elok ini.
[caption id="attachment_200904" align="aligncenter" width="540" caption="Menikmati luasnya lautan dan langit biru (dok. pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H