Seorang keponakan mendapatkan nilai hancur lebur di sekolah formalnya. Tidak naik sampe 2 kali. Tidak terhitung pindah sekolah dari SD sampe SMA. Tapi orang tuanya cukup bijak untuk tidak cepat mengambil kesimpulan bahwa dia bodoh dan tidak bermasa depan.
Diarahkannya anak ini ke pendidikan seni non sekolah. Saat ini, 5 tahun setelah jaman kegelapan itu, sang keponakan menjadi pemain viola yang sangat mahir kalau bukan disebut salah satu yang terbaik di Jakarta. Dia akan menempuh S2 Viola ke Perancis tahun depan.Â
Pendidikan karakter pada akhirnya adalah sebuah kebebasan untuk menentukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan , kelebihan dan kekurangan setiap individu. Kemampuan akan pemahaman diri inilah yang akan menimbulkan kepercayaan diri, integritas yang tidak sekedar mencari nilai dan penghargaan ke orang lain karena dia sudah menghargai dirinya sendiri.
Peran lembaga formal seperti sekolah dan lembaga agama tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Faktor kemampuan sosial mestinya lebih optimal didapatkan ketika seseorang menempuh pendidikan di sekolah daripada melalui pendidikan privat ala homeschooling. Atau, pengertian tentang adanya Sang pencipta yang menjadi dasar dari segala yang ada.
Itupun menjadi peran lembaga agama yang saya yakin menjadi peran yang berarti bagi pembentukan karakter anak didik. Apalagi sekarang kreatifitas pembentukan karakter melalui jalur agama pun sudah demikian bergaya Millenial melalui animasi, YouTube, dan channel sosial media lainnya.
Akhirnya, pendidikan karakter adalah tanggung jawab kita bersama. Keluarga sebagai basis terdekat dari sang anak menjadi basis terdepan dalam memberi contoh perilaku karakter yang paling efektif. Sekolah dan lembaga formal dan lembaga non formal lainnya melengkapi pendidikan karakter itu.
Jangan lupa, pendidikan karakter itu bersifat dinamis. Ketika anak kita bertumbuh besar,maka kita pun sebagai orangtuanya mesti bertumbuh dan banyak belajar. Tetap menjadi sahabat anak dengan selalu berdiskusi mengenai masalah yang dihadapi.
Jadikan diri kita sebagai pihak yang bisa mengartikan informasi, memberi insight dari semua informasi yang dia dapat dari internet dan teman. Karena pendidikan karakter pada akhirnya adalah tentang mendapatkan insight dari seluruh pengalaman hidup yang kita lalui.