Sebuah mobil hitam melintas sekilas sebelum aku menghidupkan mesin motorku, bola mataku mengikuti arah jalan mobil hitam itu. Mobil berhenti di bawah spanduk bertuliskan “Yuk Kejar Prestasi, Stop Nikah Dini!”
Tanpa sadar kakiku mengikuti mobil tersebut dan berhenti tepat di pintu masuk sebuah gedung yang di depannya terpampang spanduk tadi. “Gedung apa ini?” gumamku dalam hati.
“Mencari apa mbak? Mau berkunjung? Monggo, mengisi buku kunjungan,” seseorang berbaju hitam menawariku mengisi buku kunjungan, aku baru sadar bahwa gedung itu ternyata adalah perpustakaan.
Aku masuk ke dalam dengan penuh rasa ragu dan malu. “Selamat pagi mbak, ingin berkunjung untuk membaca?” Kembali seseorang menyapaku, kali ini perempuan.
“Iya mbak, mungkin saya ingin berkeliling dan numpang ke toilet saja.”
Entah apa yang terjadi, sapaan dari mas-mas dan mbak-mbak tadi memulihkan perasaan kesal ku akan hari ini, lagi-lagi semua ini terjadi tanpa aku sadari.
Aku menuju ruang koleksi di lantai dua, tentu saja menuju ke toilet dan sedikit jalan-jalan. Ternyata lantai dua gedung ini benar-benar perpustakaan, meski kecil, namun cukup nyaman untuk menyembuhkan kesal seharian ini.
Terdapat pemandangan kolam renang di sebelah utara, hamparan koleksi buku, dan suasana hening. Panas! Hanya itu yang masih sama, apakah matahari ikut masuk ke perpustakaan? Kalau iya, lucu sekali!
Ada langkah kaki mendekat ke arahku, aku tidak tahu siapa itu. “Mbak, pakai kipas angin ini saja.”
Seorang bapak menghampiriku dengan kipas besar di genggaman. “Terima kasih, pak.” Jawabku singkat karena pikiranku penuh tanda tanya.