Kalau Megawati sendiri mungkin terlalu jauh untuk sebagai "Madam"-nya, karena indikasi keterkaitannya belum atau tidak ada.
Apakah KPK Berani?
Membaca nama Hastyo Kristiyanto disebut-sebut dalam kasus bantuan sosial ini, kita teringat kembali dengan gagalnya penyidik KPK menangkapnya karena diduga terlibat dalam kasus suap untuk komisoner Komisi Pemilihan Umum, Wahyu Setiawan.
Ketika itu, 8 Januari 2020, tim penindakan KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) kepada komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan. Dia diduga menerima suap berkaitan dengan pergantian antarwaktu caleg DPR dari PDIP Harun Masiku. KPK mengendus peran Hasto di dalam kasus suap tersebut, keberadaannya di sekitar lokasi, dan memburunya.Â
Hasto diduga melarikan diri ke kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), di Jalan Tirtayasa, Jakarta. Ketika tim penyidik KPK sampai ke kompleks itu, mereka malah dihalang-halangi polisi, ditahan sampai tujuh jam, hingga ditest urinenya dengan alasan diduga sebagai pengguna narkoba.
Ketika itu para pimpinan KPK pun tidak berani menetapkan Hasto sebagai tersangka, padahal konon KPK sudah mempunyai dua alat bukti yang cukup untuk menetapkan Hasto sebagai tersangka.Â
Ruang kerja Hasto di DPP PDIP pun gagal digeledah tim penyidik KPK, padahal mereka sudah mendatangi kantor Hasto itu, tetapi dihalang-halangi petugas kemanan di sana dengan alasan harus ada izin dari atasannya. Pimpinan KPK pun tidak mendukung tim penyidik KPK itu. misalnya, dengan perintah upaya paksa penggeledahan. Tim penyidik KPK itu malah diminta kembali ke kantornya. Pimpinan KPK mengatakan, ada kesalahpahaman, dan pasti akan dilakukan penggeledahan itu. Padahal penggeladahan harus dilakukan sesegara mungkin untuk menghindari penghilangan barang bukti. Sampai sekarang penggeladahan di kantor Hasto itu tak kunjung dilakukan.
Yang juga masih misteri adalah keberadaan Harun Masiku, yang hilang bak ditelan bumi, sampai sekarang. Padahal peran ia sangat penting untuk membongkar habis kaus tersebut.
Bagaimana dengan kasus korupsi bansos sekarang? Kalau dengan Hasto saja KPK tidak berani, apalagi dengan sang "Madam," yang kedudukannya pasti lebih tinggi daripada Hasto di PDIP. Â Kemungkinan paling jauh hanya Herman Hery dan Ihsan Yunus saja yang akan dijadikan "tumbal".
Tempo Di-bullyÂ
Pada Jumat, 22 Januari 2021, muncul dan menjadi trending topic di Twitter tagar #MadamBansos, lalu  #TangkapMadam, yang menyerang PDIP, dan juga Puan Maharani dan Megawati.Â