Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat dari Ahok, yang Masih Selalu Rindu Melayani Masyarakat

19 Oktober 2017   16:20 Diperbarui: 19 Oktober 2017   22:39 15024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka benar-benar diisolasi, hanya diizinkan dikunjungi oleh satu orang dalam satu tahun, dan hanya diperbolehkan menerima sepucuk surat setiap enam bulan sekali.

Satu-satunya kegiatan mereka dipenjara adalah secara rutin memecahkan batu, batu besar, menjadi batu-batu kecil, sampai menjadi kerikil-kerikil, setiap hari, selama bertahun-tahun. Namun Mandela tidak pernah jemu, tidak pernah merasa tidak berharga.

Batu-batu besar pecah. Tapi tidak demikian halnya semangat Mandela. Semangat Mandela tetap menyala. Semangat itulah yang telah menjadi kekuatan hidupnya; atau bahkan semangat itulah yang telah menghidupinya. Kebesaran hatinya dan semangat besarnya itulah yang ia bawa keluar penjara ketika dibebaskan. Ia keluar penjara tidak dengan sakit hati; tidak dengan dendam; tidak dengan sumpah serapah, tidak dengan semangat untuk membalas; tidak pula dengan semangat untuk membenci, mencaci maki, atau mengfitnah.

Mandela keluar dari penjara dengan tetap mengusung dan menghidupi impiannya untuk melahirkan sebuah negara baru di Afrika Selatan; negara yang tidak memberlakukan diskriminasi; negara yang memperlakukan semua rakyatnya sama hak dan kewajibannya, sama di depan hukum, dan negara yang menghormati manusia sebagaimana adanya, sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan.

Saya pun mengakhiri surat saya kepada Ahok itu dengan mengutip syair sebuah lagu rohani, yang berjudul: Indah pada Waktunya.

Ada waktu untuk berduka
Ada waktu untuk bersuka
Ada waktu untuk berdiam
Ada waktu untuk berkata

Namun di atas segalanya
Ku tau Allah-ku bekerja
Mendatangkan kebaikan
Bagi yang mengasihi-Nya

Di saat yang kualami
Tak seperti yang kuingini
Di saat tiada jawaban
Mengapa harus terjadi

Namun di atas segalanya
Ku tau Allah-ku bekerja
Mendatangkan kebaikan
Bagi yang mengasihi-Nya

Mungkin tak kupahami
Apa yang kini aku alami
Namun ku tau pasti
Kasih Allah-ku tak 'kan berhenti

'Kan ku srahkan semua
Pergumulanku pada-Mu Yesus
Karna kutau pasti
Semuanya 'kan jadi indah pada waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun