Sudah lima bulan Ahok  berada di dalam Rumah Tahanan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, tetapi semangatnya untuk kelak bisa kembali melayani masyarakat tak pernah padam.
Hukuman penjara yang harus dijalaninya sampai dua tahun ke depan itu diterima Ahok sebagai pelajaran dan ujian yang paling berharga baginya dari Tuhan agar dia lebih mampu menguasai diri.
"Saya harus mengatasi perasaan terkurung, dengan mengendalikan diri, pikiran, dan emosi. Jika sudah lulus, saya akan dibebaskan Tuhan untuk melayani masyarakat kembali."
Demikian antara lain yang ditulis Ahok di surat balasannya yang dikirim kepada saya.
Surat untuk Ahok  itu saya tulis pada 20 Juli 2017, dikirim pada hari yang sama dengan pengiriman via JNE Yes  (satu hari sampai). Ahok membalas surat saya itu dengan suratnya tertanggal 26 Juli 2017. Berarti cukup cepat dia membalas surat saya itu.
Dari surat balasannya itu, saya melihat Ahok tidak asal membalas surat saya itu, tetapi benar-benar menaruh perhatian terhadap isi surat itu, karena begitu mendetailnya, apa yang saya tulis di surat itu diresponya satu per satu, dan dari yang saya baca di media daring tentang surat-surat yang dibalas Ahok, saya yakin begitu juga kepada semua orang yang mengirim surat kepadanya.
Di dalam surat saya itu, saya mengawalinya dengan memperkenalkan diri sebagai salah satu pendukungnya sejak awal kemunculannya bersama Jokowi di pilkada DKI Jakarta 2012, sampai sekarang. Bentuk dukungan tersebut yang paling banyak adalah lewat tulisan-tulisan saya di Kompasiana.
Saya juga menyampaikan harapan kepada Ahok agar dia tetap tegar dalam menghadapi ujian kehidupan yang berat itu, yakin akan kasih dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa, hingga setelah melewati masa sulit itu saat ia kembali ke masyarakat  justru akan semakin matang jiwanya, semakin dapat mengendalikan dirinya, dan semakin bijaksana.Â
Di surat itu, saya bercerita kepada Ahok bahwa ada beberapa hal yang "mengejutkan" bagi saya, karena ternyata ada kerabat (keluarga) saya yang mempunyai hubungan persahabatan yang begitu erat dan dekat dengan Ahok.
Fakta tersebut baru saya ketahui kira-kira setahun belakangan ini.
Jadi, sebelumnya, ketika saya pernah menulis banyak artikel dukungan kepada Ahok di Kompasiana, saya belum tahu adanya hubungan tersebut.