Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teladan Kasih Natal dari Ridwan Kamil

25 Desember 2016   08:09 Diperbarui: 25 Desember 2016   08:26 1917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar-gambar Ridwan Kamil saat menghadiri KKR Natal 2016, di Gedung Sabuga, Bandung, 23 Desember 2016 (sumber: akun Twitter @ridwankamil)

Ridwan berkata: “Agama saya mengajarkan cinta itu ada tiga. Satu, cinta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kedua: cinta kepada sesama manusia, ketiga: cinta kepada Tanah Air kita. Jadi, kalau kita tidak bisa bersaudara dalam keimanan, bersaudaralah dalam kebangsaan, bersaudaralah dalam kemanusiaan.

Ajaran tentang cinta kasih tersebut juga terdapat di dalam agama Kristen, yang merupakan bagian dari intisari dari keimanan Kristen, yang diajarkan Yesus Kristus:

“Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia   seperti dirimu sendiri”(Matius 22:34-39).

Dalam suasana Natal 2016 ini, ketika terjadi insiden aksi ormas intoleran terhadap umat Kristen di Bandung, yang akan melakukan ibadah Natal itu, demikian juga dengan maraknya kasus-kasus intoleran lainnya di berbagai kota di Indonesia (yang bersumber pada fatwa MUI yang mengharamkan ucapan Natal dan penggunaan atribut Natal oleh orang Muslim), muncullah suatu hikmah yang bernilai tinggi tentang semangat cinta kasih sebagaimana diajarkan Yesus itu, yang datang dari seorang pimpinan bijaksana yang beragama Islam bernama Ridwan Kamil.

Pada suasana Natal ini, Tuhan pun memberi pesan kepada kita semua mengenai betapa pentingnya cinta kasih antara sesama bangsa Indonesia, di dalam perbedaan-perbedaan yang merupakan satu keniscahyaan bangsa Indonesia yang sangat pluralis itu, dengan tetap mengingat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Seperti yang dikatakan Ridwan pula di pidatonya itu:

“Saya bangga menjadi orang Indonesia, karena negeri ini lahir dari kemustahilan, negeri ini lahir dari mereka-mereka yang datang dari seribuan suku bangsa, negeri ini dihadirkan dari lebih 700 bahasa-bahasa yang berbeda, negeri ini dihimpun dari 17.000-an pulau dan nusa, negeri ini dibangun dari ragam keyakinan dan agama yang berbeda-beda. Itulah Indonesia kita!”

Jika ada orang yang membenci sesamanya manusia makhluk ciptaan Tuhan, dengan berbagai alasan, seperti karena berbeda etnis, agama, dan keyakinannya, sesungguhnya ia tidak mungkin bisa mencintai Tuhan. Bagaimana ia bisa berkata mencintai Tuhan, bersamaan dengan itu ia menistakan keberagaman yang diciptakan Tuhan? Bagaimana ia bisa berkata mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, sementara sesamanya manusia yang kelihatan begitu diabenci (hanya karena berbeda dengan dirinya)?

Orang yang demikian tak mungkin bisa berbuat adil sebagaimana yang dikehendaki Tuhan, karena, sebagaimana tertulis di Injil:

Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,   karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya,   tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita dapatkan dari Dia, bahwa orang yang mengasihi Allah juga harus mengasihi saudaranya (1 Yohanes 4:20-21).

Teladan cinta kasih Natal tidak harus berasal dari orang Kristen sendiri, tetapi juga bisa berasal dari siapapun, termasuk dari orang Muslim taat seperti Ridwan Kamil. Di saat umat Kristen merayakan Natal di tahun 2016 ini, Ridwan telah memberi teladan kepada kita semua bagaimana itu cinta kasih sejati Natal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun