Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pancasila Menurut FPI, dan Pancasila Menurut Sejarah

23 November 2016   23:17 Diperbarui: 24 November 2016   00:07 11189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku otobiografi Mohammad Hatta (Bung Hatta) (foto: milik penulis)

Naskah Pembukaan UUD 1945 inilah yang semula disebut Piagam Jakarta.

Pancasila Piagam Jakarta itu bertahan terus sampai menjelang disahkan  pada 18 Agustus 1945, lalu muncullah keberatan kelompok Kristen dari berbagai daerah terhadap sila pertama yang memuat tujuh kata tentang syariat Islam itu.

Lalu, Mohammad Hatta mengumpulkan kembali anggota Panitia Sembilan, termasuk tokoh Islam (ulama) untuk berbicara selama sekitar hanya 15 menit tentang masalah yang maha penting itu, dan seperti yang sudah disebutkan di atas, demi pengakuan terhadap pluralisme, dan demi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara yang baru memproklamasikan kemerdekaan itu, semua tokoh sepakat untuk menghilangkan tujuh kata tentang syariat Islam itu.

Kesaksian Mohammad Hatta tentang Pentingnya Peran Soekarno atas Lahirnya Pancasila

Betapa pentingnya peran Soekarno di dalam perumusan dasar negara Pancasila itu juga ditulis dengan lugas oleh Mohammad Hatta di buku otobiografinya itu, yang saya rangkum menjadi sebagai berikut:

Pada Mei 1945 dibentuk suatu panitia dengan nama Panitia Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan anggota sekitar 60 orang. Ketuanya adalah dr. Radjiman Wediodinigrat.

Pada 29 Mei 1945 sidang panitia pertama kali dibuka oleh dr. Radjiman Wediodinigrat dengan pidatonya yang ringkas, ia mengajukan pertanyaan kepada semua anggota panitia: negara yang akan kita bentuk ini, apa dasar negaranya?

Sebagian besar anggota tidak mau menjawab pertanyaan itu karena khawatir akan menimbulkan pertikaian filosofis.

Pada hari ketiga sidang, terjadi perdebatan cukup tajam antara golongan yang ingin mendirikan negara Islam dengan golongan yang ingin negara yang bebas dari pengaruh agama. Hanya Soekarno yang menjawab pertanyaan Ketua Radjiman.

Pada 1 Juni 1945, Soekarno pidato selama sekitar satu jam, dengan inti pembicaraan mengenai Pancasila. Pidato itu disambut dengan tepuk tangan yang riuh. Hal itu dianggap sebagai suatu persetujuan.

Ketua Radjiman mengangkat suatu panitia kecil yang di dalamnya duduk semua aliran: Islam, Kristen, dan mereka yang dianggap ahli konstitusi, untuk merumuskan kembali pokok-pokok pidato Sukarno itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun