Senjata yang disiapkan berupa 3 bom berdaya ledak tinggi, dan berteknologi canggih yang diledakkan dengan menggunakan ponsel, dan meledak jika terkena cahaya, 6 kg bom, dua senpi laras panjang, dan satu pistol.
Tapi, saya merasa heran, harian Kompas justru sama sekali tidak memberitakan peristiwa ini di korannya edisi Kamis (9/6), satu kalimat pun tak ada beritanya. Di koran edisi Jumat (10/6) pun tidak ada, selain  menyingung secara sepintas tentang diledakkan tiga bom canggih tersebut oleh kepolisian, di sebuah berita kecil di halaman 4.
Apakah bagi Kompas, peristiwa seperti itu baru layak berita jika serangan teror itu terjadi, atau di Surabaya tidak ada wartawan Kompas?
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H