Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenapa Hanya "Deadpool" yang Dipermasalahkan?

14 Februari 2016   09:40 Diperbarui: 4 Maret 2017   22:00 3493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah grup guru-guru di WhatsApp (?) pun sampai menyebarkan seruan mereka kepada para orangtua agar jangan membawa anak-anak mereka yang masih di bawah umur untuk menonton film Deadpool itu.

Seruan itu pun dengan cepat menyebar luas di dunia maya, sampai mendapat respon dari LSF. LSF menyatakan apresiasi mereka terhadap inisiatif grup para guru dengan penyebaran seruan tentang melarang anak-anak menonton film itu. Psikolog Anak pun ikut meramaikan diskusi tentang anak-anak yang dibawa orangtuanya menonton film Deadpool itu, padahal sudah jelas dari LSF mengklasifikasikan film itu khusus Dewasa (D).

Anna Surti Ariani, seorang psikolog anak dan keluarga, misalnya, memberi resep, bagaimana jika ada orangtua yang sudah terlanjur membawa anak(-anak) yang masih kecil menonton film Deadpool, sebagaimana ditulis Tempo.co.

Jika situasinya sudah terlanjur, orangtua dan anak-anaknya sudah duduk manis di depan layar yang memutar Deadpool, maka pada adegan-adegan yang mengandung pornografi dan agresivitas, mata anak-anak bisa langsung ditutup.

"Tutup saja mata anak kita. Bilang kalau bagian itu tidak boleh ditonton," ujar Nina.

Jika adegan terlarang berjalan beberapa kali, maka tidak ada toleransi lagi. Segera ajak anak keluar dan jelaskan bahwa ternyata film tersebut bukan buat anak-anak. Sehingga mereka tidak boleh menonton.

Kalau anak protes dan memaksa tetap tinggal, teruskan untuk menutup mata mereka setiap kali muncul adegan yang tidak berkenan. "Toh, akhirnya mereka akan tidak betah. Keluar dari bioskop, alihkan dengan mengajak anak ke tempat makan atau main," Nina menyarankan.

Setelah anak-anak lebih tenang dan bisa duduk manis, pada anak yang besar, tanyakan apa saja yang mereka lihat tadi dan tanyakan pendapat mereka. "Anda bisa mengajukan pertanyaan seperti, 'menurut kamu baik, enggak film tadi? Layak tidak?' Diskusikan secara terbuka. Sekalian ambil kesempatan ini untuk mengedukasi mereka," pungkas Nina. *

Saran yang dikemukakan psikolog anak ini rada aneh. Sudah tahu Deadpool itu filmnya seperti apa, kok bukannya menyerukan orangtua jangan membawa anaknya yang masih di bawah umur menonton film itu, malah kasih resep bagaimana jika sudah terlanjur.

Terlanjur itu tak mungkin terjadi, karena sekarang para orangtua sudah tahu Deadpool itu memang bukan film anak-anak. Kecuali jika memang orangtua itu sendiri tidak peka terhadap pentingnya anak-anak dijauhkan dari materi-materi tak pantas sebagaimana banyak terdapat di Deadpool.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun