Â
Apakah yang membuat Masinton sedemikian gerah sehingga mempersoalkan apa yang dibicarakan Dita dengan teman-temannya itu?
Wibi Andrino menduga, pemukulan yang dilakukan Masinton itu dilatarbelakangi somasi dari Fraksi Partai Nasdem ke Masinton terkait pernyataan Masinton dalam rapat Komisi III DPR dengan Jaksa Agung M Prasetyo, pada 21 Januari lalu, tentang kasus Mobile 8.
Saat itu, Masinton berkata kepada Prasetyo bahwa dalam kasus Freeport dan Mobile 8, ada pertarungan antar-geng. Dalam kasus Mobile 8, kata Masinton, ada pertarungan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Pelindo Hari Tanoesoedibjo (pemilik Mobile 8 yang sedang diperiksa kasusnya oleh Kejaksaan Agung). Sedangkan Prasetyo adalah mantan anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem.
Wibi menduga, Masinton melampiaskan kekesalannya karena somasi itu kepada staf ahlinya yang merupakan kader DPW Partai Nasdem DKI Jakarta. Karena pada malam itu, Dita diketahui sedang duduk-duduk bersama rekan-rekannya sesama kader NasDem di Camden Bar Cikini. Masinton menuduh Dita sedang membicarakan persoalan somasi itu dengan sesama kader NasDem-nya itu.
Dita sendiri memang kader NasDem, tetapi bekerja secara profesional sebagai Tenaga Ahli Masinton yang adalah anggota DPR dari Fraksi PDIP.
Dugaan Wibi ini masuk akal, karena kejadian pemukulan itu terjadi pada hari yang sama dengan hari kejadian di rapat Komisi III dengan Jaksa Agung, Kamis, 21 Januari 2016 itu. Kejadian rapat Komisi III itu siang, malamnya terjadi insiden pemukulan itu.
Â
Versi Masinton Pasaribu (detik.com):
Pada Kamis, 21/1/2016 malam itu, sekitar pukul 22.00, dia baru selesai dari mengikuti suatu acara, saat itu di dalam mobilnya, dia bersama dengan Tenaga Ahlinya Abraham Leo Tanditasik, dan sopirnya yang bernama Husni.
Lalu, ada telepon dari Dita kepada Abraham yang memintanya menjemput dia di Camden Bar Cikini, karena dia sedang mabok berat, tidak bisa mengemudikan mobilnya sendiri.
Saat sudah berada di dalam mobil, Dita minta agar mobilnya yang diparkir DPW NasDem, diambil dan dibawa pulang ke rumahnya. Mereka lalu ke kantor NasDem untuk mengambil mobil itu. Masinton meminta Husni yang membawa pulang mobil itu ke rumah Dita.