Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cara Ahok Menghargai Temannya

27 Januari 2016   09:55 Diperbarui: 27 Januari 2016   11:14 3160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena tidak punya partai sebagai basis politiknya, maka satu-satunya jalan bagi Ahok untuk bisa mengikuti pilkada DKI Jakarta 2017 adalah ia harus maju melalui jalur independen. Untuk memastikan Ahok memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan oleh Undang-Undang itulah, Teman Ahok sejak setahun lalu bekerja keras, mulai menggalang dukungan untuk Ahok, dan ternyata mendapat hasil yang luar biasa, sebagaimana diulas di atas.

Maka itu, Ahok sangat mengapresiasi perjuangan Teman Ahok, dengan berkomitmen untuk tetap maju dari jalur independen sebagaimana dicita-citakan sejak semula, baik oleh Ahok sendiri, maupun oleh Teman Ahok.

Pada 11 Januari lalu,  di Balai Kota, Ahok  untuk kesekian kalinya menyatakan penghargaaannya kepada Teman Ahok itu. Dia mengakui perjuangan Teman Ahok untuk dirinya itu bukan suatu hal yang mudah. Karena bukan hanya KTP yang dikumpul, tetapi juga para pendukung itu harus mengisi formulir dukungan lengkap dengan tandatangan aslinya.

"Melihat caranya susah banget. Saya pikir bisa enggak sampai. Kalau bisa sampai satu juta KTP masa enggak menghargai mereka," ucapnya tentang Teman Ahok ketika itu.

Saat itu juga, Ahok menepis kabar yang beredar, perihal dirinya akan digandeng partai politik,termasuk PDIP, yang semakin kelihatan dekat dengannya. Meskipun demikian, seperti juga yang dinyatakan Teman Ahok, pihaknya tidak menampik jika ada partai politik yang hendak mendukungnya, selama visi dan misi mereka sama (Tribunnews.com).

Nasdem Mengincar

Kekhawatiran Teman Ahok, bahwa Ahok bisa tergoda dengan rayuan partai politik, meninggalkan mereka dengan semua jerih-payahnya itu, lalu bergabung dengan partai politik itu agar memperoleh dukungan politiknya di pilkada DKI 2017, cukup beralasan. Sebab seiring dengan semakin populernya Ahok di mata warga DKI Jakarta, apalagi dengan semua hasil survei setahun belakangan ini terkait elektabilitas calon di pilkada DKI 2017, Ahok selalu unggul dengan selisih persentasi yang jauh melebihi para pesaingnya.

Misalnya, sebagai contoh terkini, hasil suvei dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS)  yang diumumkan pada Senin, 25 Januari kemarin.

Dari kategori elektabilitas, di antara dua belas nama, yakni Ahok, Ridwan Kamil, Tri Rismaharini, Adhyaksa Dault, Hidayat Nur Wahid, Tantowi Yahya, Abraham Lunggana, Nachrowi Ramli, Alex Noerdin, Djarot Saiful Hidayat, Djan Faridz, dan Sandiaga Uno, mayoritas responden (43,25 persen) memlih Ahok. Diikuti oleh Ridwan Kamil dengan 17,25 persen, dan Risma Triharini sebesar 8 persen.

Dari kategori kemantapan pemilih di DKI Jakarta, sebanyak 54,25 persen responden mengaku sudah mantap dengan pilihannya yang sebagian besar adalah Ahok.

Kategori lainnya juga menunjukkan pemilih partai tertentu dalam pemilihan legislatif akan tetap memilih Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta, meski Ahok tidak diusung partai politik.

Bersamaan dengan itu, partai politik sendiri merupakan lembaga yang tingkat kepercayaan publiknya paling rendah dalam survei tersebut, hanya 27,75 persen. Hal ini turut mendorong dukungan lebih bagi Ahok yang maju melalui jalur independen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun