Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik

Begitu Sederhananya Proses Kelahiran Republik Indonesia  

12 Agustus 2015   00:29 Diperbarui: 12 Agustus 2015   00:29 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada musik, tidak ada lagu yang mengiringi pengerekan sang Saka Merah Putih/ Setelah bendera berkibar, barulah lagu “Indonesia Raya” dinyanyikan bersama. Selesai.

Soekarno pun kembali masuk rumahnya, menuju kabarnya. “Hari jam sepuluh. Revolusi sudah dimulai,” sebut Soekarno.

Ditinjau dari pernyataan Soekarno ini, dapat dikatakan bahwa sesungguh pembacaan atau deklarasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 itu sesungguhnya bukan pada pukul sepuluh pagi tepat, sebagaimana diyakini dan diteruskan tradisinya selama ini di setiap upacara Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tetapi sebelumnya. Sebelum pukul 10 pagi itu, Soekarno sudah selesai membaca deklarasi kemerdekan itu.

Bendera pusaka itu masih dikibarkan di setiap HUT kemerdekaan Republik Indonesia sampai tahun 1968. Selanjutnya mulai peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara, 1969 dan seterusnya sampai sekarang bendera pusaka itu diganti dengan replikanya yang dibuat dari kain sutera.

Karena kainnya mulai rapuh dimakan usia, sang Saka Merah Putih disimpan di Istana Negara. Kemudian sejak 2007, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, dipindahkan di Monumen Nasional (Monas), ditempatkan berdampingan dengan teks asli Proklamasi.

Demikianlah sekelimut sejarah perumusan teks Proklamasi sampai dengan dibacakannya, sebagai pertanda terpenting sejarah lahirnya negara yang bernama Republik Indonesia itu, yang berjalan secara sedemikian sederhananya. Bahkan di saat itu juga Soekarno dalam kondisi kesehatan yang buruk, ia sedang menderita sakit Malaria dan sedang menjalani masa pengobatan oleh dokter pribadinya, dokter Soeharto.

 

 

 

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun