Mohon tunggu...
Daniel Glen
Daniel Glen Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Budaya Pop

Sukanya membaca, menulis, menggambar, mendengarkan musik dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Mengunjungi Van Gogh Alive Indonesia, Cocok Banget untuk Gen Z!

14 Juli 2023   06:06 Diperbarui: 17 Juli 2023   13:59 1723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung sedang berfoto ria depan layar dengan potret lukis diri Vincent Van Gogh di Van Gogh Alive, Mall Taman Anggrek (10/7). Sumber: dokumentasi pribadi

Di sana saya menemukan lukisan baru yang saya sukai berjudul Wheat Field with Crows karena menggambarkan tentang pikiran yang sangat bermasalah.

Membuat saya merinding membayangkan lukisan seindah itu tapi ternyata makna di baliknya justru sangat gelap.

Bagaimana tidak, pada 27 Juli 1890 Van Gogh menembak dirinya sendiri saat berada di ladang yang dilukiskan di gambar tersebut karena merasa gagal dalam mencapai tingginya standar hidup yang ia tetapkan sendiri.

Selain deskripsi dari berbagai karya sang maestro ada juga poster informasi mengenai teknologi Sensory4 yang digunakan dalam pameran ini dalam rangka menambah pengalaman pengunjung melalui rangsangan indera mulai dari penglihatan, pendengaran, hingga penciuman.

Poster informasi tentang wewangian yang pengunjung akan cium saat berada di ruangan video interaktif. Sumber: dok. pribadi
Poster informasi tentang wewangian yang pengunjung akan cium saat berada di ruangan video interaktif. Sumber: dok. pribadi

Lalu sebelum masuk ke ruangan berikutnya, akan ada informasi tentang wewangian yang akan kita cium dengan komposisi yang cukup kompleks yakni lapisan atas: pala, kapulaga, cemara, akar warngi; lapisan tengah: lemon, kayu cedar, kayu accord; lapisan dasar: kayu cendana, amber, musk.

Sayangnya saat memasuki ruangan tersebut perihal wangi tersebut sama sekali tidak tercium. 

Ahh, ternyata saya masih pakai masker. 


Saya copot masker di hidung lalu hirup udara berkali-kali, mencoba mendeteksi wangi yang disebutkan, hasilnya nihil.

Tidak ambil pusing, saya coba lanjut menikmati karya-karyanya di layar yang disorot oleh proyektor.

Di sini, terdapat banyak sekali layar yang disorot oleh puluhan proyektor berkualitas tinggi sehingga gambar yang ditampilkan tidak pecah bahkan rasanya seperti melihat mahakarya Van Gogh langsung namun dalam ukuran yang besar.

Ini sih cocok banget untuk mereka kaum gen Z dan milenial akhir yang suka foto-foto Instagramable.

Tidak heran sejauh mata memandang pameran ini hampir sebagian besar dipenuhi remaja sekitar umur 15 hingga 20-an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun