Masalah pertama adalah inflasi. Harga bahan bakar naik dan tentu saja itu berimbas pada kenaikan harga bahan pangan khususnya di pasar-pasar tradisional. Banyak masyarakat ekonomi menengah ke bawah akan terdampak. Â Head of Industry and Regional Reserch Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan, kenaikan harga pertalite dan solar bakal menambah inflasi masing-masing 0,97 persen dan 0,17 persen. Dengan demikian inflasi pada akhir tahun ini diperkirakan bisa mencapai 5,89 persen.[2]Â
Â
Literasi tentang perekonomian diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini, bagaimana mencoba untuk menemukan cara-cara jitu untuk menangani inflasi ini. Daya kritis masyarakat perlu ditingkatan, dengan berpikir lebih bijak ketika hendak membeli sesuatu. Sederhanannya, jangan sampai angka impor kita bertambah besar di masa kritis ekonomi ini. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri perlu menjadi perhatian. Hal ini terkait dengan meningkatkan pertumbuhan  dan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas.[3] Warga masyarakat juga perlu saling tolong-menolong sanak saudara yang sedang krisis. Bukan dengan memberikan bantuan langsung melainkan berusaha untuk menciptakan atau menemukan lapangan kerja. Daya kritis dan kreatif yang tumbuh dari budaya literasi diperlukan untuk masalah ini.
Â
Â
Masalah Politik
Â
Masalah kedua adalah kasus pembunuhan Brigadir J oleh Fredy Sambo. Ini adalah masalah yang besar di dalam tubuh kepolisian. Ada banyak polisi dari berbagai pangkat yang terlibat menjadi tersangka dalam kasus ini. Kepercayaan publik kepada Polri menjadi taruhannya. Dalam sebuah wawancara Presiden Jokowi mengatakan, (pengusutan kasus kematian Brigadir J) ini momentum untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap Polri untuk memperbaiki sistem selama ini.[4]Â
Â
Literasi yang berkualitas diperlukan untuk membangun sebuah kepercayaan yang baik. Dalam kasus besar ini beredar banyak informasi yang tidak benar. Masyarakat yang tidak kritis bisa larut dengan mudah dalam arus berita-berita bohong. Masyarakat Indonesia perlu berpikir kritis dan di sisi lain Porli perlu memberikan informasi-informasi yang terbuka kepada masyarakat. Literasi yang berkualitas bisa menyelamatkan eksistensi Polri.
Â