Mohon tunggu...
danie bin sakim
danie bin sakim Mohon Tunggu... -

jejak langkah hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesawat Kertas

28 Mei 2012   16:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:40 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kamu mau kemana?” Tanya Idho, si gigi gingsul. Sahabat dekatku yang satu ini dari tadi masih saja berusaha menaikan layangannya. Beberapa kali gagal membuatnya sedikit frustasi.

Idho mengikutiku dari belakang. Ia meninggalkan layangannya begitu saja.

“Dan, mengapa kamu tidak mau bermain layang-layang lagi?”

Idho mencoba menyejajarkan langkahku.

“Karena sejauh apapun kita menerbangkan layang-layang, kita tak tahu kemana arah layang-layang itu kan menuju. Aku tak suka. Karena itu sama saja menggantungkan keinginanku untuk ke tanah suci! Tak akan pernah sampai!”

Si gigi gingsul itu menggaruk-garukkan kepalanya. Dan ia tahu, bila musim layang-layang tiba aku orang pertama yang akan menolak.

“Terus kita mau kemana?”

“Aku mau pulang saja”

Idho mengikuti langkahku. Rumah kami memang tidak berjauhan. Dan ia yang paling sering bermain ke rumah. Maklum, ia anak satu-satunya. Ketika dirumahnya sepi, pasti ia akan kerumahku. Sambil membawa mainan mobil remot. Dan Fahmi, adikku, paling senang bila Idho datang.

***

“Fahmi, kamu lagi main apa? Bukannya belajar!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun