Mohon tunggu...
Dani Akhyar
Dani Akhyar Mohon Tunggu... -

CEO Manilka Research & Consulting

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Komunikasi Organisasi, Dulu dan Sekarang

2 Oktober 2017   12:19 Diperbarui: 2 Oktober 2017   12:54 6973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-Pesan dikirim terlalu cepat atau terlalu lambat

-Isu atau rumor yang berkembang karena kurang keterbukaan dan keterusterangan

-Saluran impersonal menggantikan kontak langsung

-Kurangnya input karyawan thd pengambilan keputusan

Oleh karena itu, memperbaiki komunikasi organisasi artinya memperbaiki organisasi. Kegagalan dalam berkomunikasi (failure to communicate, atau communication breakdown) akan bisa berakibat fatal bagi organisasi. Zelko (dalam Goldhaber, 1993) mengemukakan komunikasi organisasi sebagai sistem interdependen baik internal (upward, downward, horizontal) dan eksternal (PR, sales, advertising). Zelko & Dance mengemukakan beberapa skill komunikasi dalam bisnis antara lain: membuat pidato, mendengarkan, menginterview, counseling, konferensi, menjual, dan melakukan persuasi.

Menurut Thayer (dalam Goldhaber, 1993), ada tiga macam sistem komunikasi dalam organisasi:

-Komunikasi operational yaitu yang berkaitan dengan tugas dan data organisasi

-Regulatory, berupa instruksi atau arahan

-Pemeliharaan dan pengembangan (PR, hubungan karyawan, iklan, dan training)

Sedangkan menurut Greenbaum, komunikasi terbagi dalam dua bentuk, yaitu komunikasi formal (sesuai struktur dan hirarkis), dan komunikasi informal yang tidak struktural.  Yang menarik adalah pembahasan tentang Hukum Wiio. Konsep ini dikemukakan oleh Profesor Osmo Antero Wiio, seorang profesor ekonomi di Universitas Helsinki, dan juga anggota parlemen Finlandia. Hukum Wiio menyatakan bahwa komunikasi biasanya gagal, kecuali karena kecelakaan. Aturan lengkap adalah sebagai berikut:

Komunikasi biasanya gagal, kecuali secara tidak sengaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun