3. Membuat orang-orang percaya bahwa setiap langkah kecil memiliki dampak besar.
Malam itu, di bawah cahaya temaram lampu minyak, Aksa menatap langit, merasakan ketenangan dalam hatinya. Ia tahu bahwa meskipun jalan yang akan ditempuh penuh tantangan, langkah pertama adalah yang paling penting. Dan dengan setiap langkah itu, impian akan semakin dekat menjadi kenyataan.
Bab 2: Langkah Pertama
Mimpi Aksa telah tertanam kuat dalam dirinya, namun langkah pertama untuk mencapainya jauh dari mudah. Ia tahu bahwa impian besar selalu dimulai dari usaha kecil. Pagi itu, dengan secarik kertas kusam di tangan, ia mulai berjalan dari rumah ke rumah, mengetuk pintu dan menjelaskan mimpinya kepada para tetangga.
"Perpustakaan?" tanya Bu Ratna, seorang penjual gorengan di ujung desa. "Aksa, idemu itu bagus, tapi kita ini hidup pas-pasan. Buku-buku itu butuh uang, dan siapa yang punya waktu membaca di sini?"
Aksa tersenyum, menahan rasa kecewanya. "Bu Ratna, kalau anak-anak desa ini punya buku, mereka bisa belajar lebih banyak. Kalau mereka belajar, hidup mereka mungkin bisa lebih baik."
Namun, kebanyakan tetangga menggeleng, menganggap idenya terlalu sulit diwujudkan. Meskipun begitu, Aksa tak menyerah. Ia mulai mencari cara lain.
Di pasar tempat ia biasa membantu ibunya, Aksa mendekati para pedagang yang sering membuang kardus-kardus bekas. Ia meminta kardus itu untuk dijadikan rak sementara. Dalam beberapa hari, ia berhasil membuat satu rak kecil. Meskipun sederhana dan tak seberapa kuat, rak itu menjadi simbol harapannya.
Sore itu, ketika ia sedang memperbaiki rak di halaman, Raka datang dengan membawa sesuatu. "Aksa, ini aku temukan di rumah nenekku. Buku-buku lama, mungkin bisa berguna."
Mata Aksa berbinar. Buku-buku itu---meski kertasnya sudah menguning---terasa seperti harta karun baginya. "Terima kasih, Rak! Ini langkah pertama kita."
Hari-hari berikutnya, Aksa terus berusaha. Ia mulai berbicara dengan anak-anak di desa, membacakan cerita-cerita sederhana dari buku yang ia punya. Beberapa anak tampak tertarik, sementara yang lain hanya menatap dengan penasaran. Namun, Aksa yakin, benih harapan telah ia tanam di hati mereka.