Pukul 7 pagi, mentari pagi menyinari kota Bandung dengan ceria. Sama cerianya dengan hati anak-anak SMA kala itu. Hari itu adalah saatnya pengumuman kelulusan SMA, merupakan hari-hari terakhir di sekolah. Segala cerita selama 3 tahun bersekolah akan segera menjadi kenangan manis yang tersimpan di benak setiap anak SMA. PR yang banyak, bolos sekolah buat nonton, nyontek karena kepepet gak belajar semalam, dimahi guru, saling cinta antar teman sekelas, bahkan cerita sedih cinta bertepuk sebelah tangan, semua menjadi lembaran kenangan.
“Hai Delon, kamu dicari Pembina Osis sana, di ruang Pembina Osis, cepetan !” Rani agak berteriak dari seberang lapangan basket.
“Ohh…iya ok, aku segera kesana” Jawab Delon.
Delon berlari di teras kelas-kelas, sesekali dia membalas senyuman manis adik-adik kelas yang ngefans berat padanya. Delon banyak disukai adik-adik kelas, ada yang menyatakan langsung cintanya, berkirim surat cinta sembunyi-sembunyi, sering datang ke rumah jika malam minggu atau saat hari libur. Kadang Mamanya Delon agak heran jika malam minggu banyak cewek-cewek berkunjung ke rumah. Mama akan sibuk membuatkan minuman dan camilan.
“Delon, apa gak terbalik ya, cewek-cewek ngapelin kamu malam minggu ? kamu sendiri jadi gak bisa ngapelin pacarmu sendiri dong !” Kata Mama sambil senyum-senyum.
“Aku gak punya pacar Ma, aku kan anak baik-baik yang gak mau pacaran, bikin pusing dan boros.”
“Pacaran kadang menyenangkan tapi kadang seperti pujangga cinta yang hampir mati karena putus cinta.”
Jawab Delon sambil memeluk mama yang agak bengong mendengarkan celotehan anaknya.
Delon mengetuk pintu ruang Pembina Osis, sebuah jawaban tegas terdengar “Ya, siapa, silahkan masuk !”
“Selamat pagi Bu, Ibu panggil saya ya ?”