Mohon tunggu...
Burdani Dani
Burdani Dani Mohon Tunggu... Insinyur - Sastra Mengubah Dunia

Saya senang membaca, saya juga berusaha menuliskan sesuatu yang berguna bagi orang. Boleh jadi menjadikannya hiburan atau penggugah inspirasi bagi orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Elegi Cinta di Bayang Covid-19

27 Maret 2020   13:12 Diperbarui: 29 Maret 2020   02:26 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kakeknya menikahi seorang mojang Parahyangan yang telah lama diperhatikannya ketika memetik teh bersama pemetik teh lainnya. Gadis itu sangat berbeda dengan gadis-gadis lainnya, ia lebih cerdas dan sikapnya anggun, tutur katanya lembut tak lepas dari senyumnya yang selalu merekah diantara selimut kabut putih perkebunan teh. Jadilah gadis itu Neneknya di penghujung bulan Januari 1959.

Karena masih sering hujan, pukul dua siang ini bulir-bulir hujan menjadi tirai di belakang hutan Pinus di seberang villa. Gerimisnya sesekali membasahi taman besar di depan villa. Arabella turun dari mobil, disambut senyum haru sang nenek tersayang.

"Ara....kamu sudah sampai, pasti capek ya ? Berapa jam kamu dari Belanda ?"

Arabella memeluk lembut nenek, ada basah yang terasa di pipinya. Batinnya berkata "Badanku tak lelah nek, hatiku yang lelah."

Nenek memperhatikan bola mata Arabella, ia tak berkata tapi memeluk kembali Arabella, seakan nenek sudah mendapatkan segala jawaban dari cucu tersayangnya itu.

Di meja makan, segelas susu murni hangat khas Lembang dan sepotong kue wafel nenek hidangkan pada cawan bulat putih. Hangat menjalar kerongkongannya, seruputan susu hangat diteguk Arabella. Tak mau menunggu, ia membelah kue wafel segitiga yang masih hangat pula buatan nenek.

Merasakan aroma kue wafel ini serasa ia masih anak SMA dulu. Nenek selalu menyajikan sarapan kue wafel setiap hari. Kadang aku bosan dan membungkusnya untuk teman-temanku di sekolah. Saat turun dari mobil depan SMA Negeri 3 Bandung, teman-temanku menyerbuku menanyakan apakah aku membawa kue wafel buatan nenek. Hehehe....masa-masa kenangan manis.

"Bagaimana masalahmu Ara? apakah kamu sudah membuat keputusan ? Nenek yakin Jaka akan senang menerimamu kembali. Kalian saling mencintai sejak dahulu bukan?

Jaka terpaksa menikahi Rani dahulu hanya untuk menyelamatkan nama baik keluarga Rani. Ayah Jaka dan Ayah Rani adalah sahabat atau bahkan saudara angkat yang saling menyayangi. Ketika Rani dihamili atasannya dan itu tak diketahui Rani perbuatan bejat atasannya itu, atasannya sengaja memasukkan obat bius di air minum Rani.

Jaka dahulu hanya menikahinya dan tak ada pernah mereka tidur bersama. Hingga Rani melahirkan anaknya, Jaka tak mau menyentuh Rani, bahkan Jaka tinggal berbeda rumah." Nenek menceritakan dengan sesekali memandang nanar ke luar jendela.

Hujan masih gerimis, terlihat di halaman depan Mang Diman bercanda dengan sesama pekerja rumah, sesekali gelak tawa mereka terdengar bersaing dengan suara hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun