Mohon tunggu...
Petrus Danggalimu Pemula
Petrus Danggalimu Pemula Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Lahir di Gollu Manila, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kecamatan Wewewa Timur, Desa Wee Limbu pada tanggal, 07-02-1983. Pernah tinggal di pedalaman Kabupaten Rote Ndao, Kecamatan Lobalain Desa Kuli, Dusun Talilipa. Sebagai pelayan anak-anak usia dini melalui dunia pendidikan dengan Visi: pendidikan berkualitas dan karakter mulia dalam diri siswa, sebagai kepala TK-SD. Kemudian pindah ke Kupang dan melayani anak remaja di Rumah Belajar Tefila - Oebufu - Kupang. Sekarang tinggal di Kota Kupang-Oebufu dan pekerjaan terakhir sebagai petani sayur organik-Oebufu-Kupang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisahku, Kesedihan Terdalamku

19 Oktober 2019   09:58 Diperbarui: 3 Juli 2020   14:39 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beta berusaha meyakinkan kak Lina agar Marten benar-benar di rujuk ke Kupang, dan kali ini kak Lina berusaha tapi apa mau dikata, dokter marah karena sebelum-sebelumnya mereka telah sarankan untuk dirujuk ke Bali atau ke Kupang tapi karena keadaan tidak memungkinkan, maka pasrah dengan keadaan.  Saat kak Lina memohon rujukan, kondisi Marten sudah tidak memungkinkan lagi untuk dirujuk ke Kupang karena jantung dan paru-paru sudah rusak menurut dokter. Terakhir beta hanya dengar Marten meraung-raung kesakitan. 

Beta masih dengar suara Marten pada menit-menit terakhir Marten memohon pada kak Lina agar di bawa ke Waingapu untuk di rawat di sana dan juga meminta untuk pulang rumah dengan jasa transportasi bus. Apa daya, kak Lina harus mengikuti kata dokter, Marten tidak bisa di bawa ke mana-mana lagi. Terpaksa beta matikan HP dan berencana untuk telpon lagi.

Sebelum waktunya untuk beta telpon lagi, tiba-tiba beta melihat di akun FBnya Esty Kaka yang adalah anak dari bapa saudara yang memuat foto Marten yang terbaring lemah di rumah sakit disertai tulisan "GWS bro" tapi beta tak berkuasa memberi komentar. 

Akhirnya tepat jam 4, beta lihat lagi status di akun FB yang sama mengucapkan "selamat jalan kk Marten". Istrinya beta juga kaget dan beta memintanya untuk menelpon kak Lina karena beta tidak sanggup untuk bicara

Tuhannnnn kenapa secepat ini terjadi. Kenapa secepat ini Marten pergi. Beta seperti anak kecil yang tidak paham apa-apa, beta seperti menyalahkan TUHAN Marten. Beta berdoa agar Tuhan mampukan beta untuk hadapi semua ini. Beta tidak punya apa-apa yang sifatnya materi. Beta juga tidak punya uang. Beta juga tidak bisa berangkat walau hanya sekedar menggali lubang dan menggotong mayatmu Marten. Keadaan beta memang seperti ini, beta tidak mau seolah-olah beta punya uang. 

Beta sudah sampaikan ke kak Lina bahwa tidak memungkinkan untuk beta pergi. Beta tidak mau bila hanya menjadi beban buat teman-teman dalam komunitas, yang mana beta tahu persis mereka juga tidak punya uang, walau beta dengar dari istri dan beberapa teman bertanya: ada rencana  ke Sumba?

Beta hanya masih berharap untuk yang terakhir kalinya, BAPA dapat membangkitkan dia dari kematian. Beta kepingin dengar BAPA berkata: "JANGAN TAKUT DAN GELISAH PETRUS, MARTEN HANYA TIDUR SEBENTAR". Beta kepingin dengar BAPA hari ini. 

Paling lambat esok ya BAPA. Hari ini hari kedua, biasanya upacara penguburan dilakukan pada hari ketiga. BAPA please, MARTEN masih sangat muda. Tolong ya BAPA. Petrus yang berdosa ini penuh harap pada-Mu. 

Bila Engkau membangkitkan-Nya ya BAPA, Petrus percaya bahwa akan ada banyak orang Sumba yang percaya kepada-Mu ditengah-tengah kehidupan yang sangat duniawi. MARTEN akan menjadi alat kesaksian-Mu. Aku bersedia mendampinginya dalam setiap kesaksian-Nya ya BAPA. Ini permohonanku ya ALLAH TRITUNGGAL. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun