Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Carilah pada Malam Ganjil

10 April 2023   17:10 Diperbarui: 10 April 2023   17:12 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdiam di Masjid | Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)

Ada seorang Nabiyullah namanya Syam’un al-Ghazi as. dalam kitab Nasrani, disebut Samson. Nama Syam’un artinya "yang berasal dari matahari”, sedangkan al-Ghazi, artinya “yang berasal dari Ghazi” (Ghaza, Palestina sekarang).

Dikisahkan pada suatu malam di bulan Suci Ramadan, Nabi SAW sedang bersama para sahabat, tiba-tiba beliau tersenyum sendiri. Lalu di antara para sahabatnya itu ada yang bertanya, “Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah"

Beliau SAW menjawab bahwa nanti ketika seluruh manusia dikumpulkan di padang mah’syar, ada seorang Nabi bernama Syam'un masuk ke dalam surga. Ia tidak mempunyai pengikut satu pun.

Maka berceritalah Rasulullah SAW tentang seorang Nabi bernama Syam’un itu. Ia diutus ke Romawi untuk melawan orang-orang yang menentang Ketuhanan Allah SWT. Selain sebagai Nabi, ia seorang pahlawan dengan ciri khas rambutnya panjang dengan senjata terbuat dari tulang rahang unta bernama Liha Jamal.

Memiliki mukjizat dapat melunakkan besi dan dapat merobohkan istana serta dikenal sebagai Nabi yang sanggup melaksanakan shalat malam selama 1000 bulan tidak pernah lepas sehari pun, dan siangnya berpuasa.

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa dia mengatakan Jibril as. bercerita kepada Nabi SAW tentang seorang hamba yang bernama Syam’un Al Ghazi, dia tidak mempunyai peralatan perang apa pun kecuali tulang rahang unta. Tiap kali memukul orang-orang kafir dengan tulang dagu untanya, maka tidak terhitung mereka yang tewas karenanya.

Apabila dia merasa haus, maka keluarlah dari sela-sela gigi rahang unta itu air yang segar, lalu dia meminumnya, dan ketika dia lapar, maka tumbuhlah dari tempat itu sekerat daging, yang dapat dia makan.

Demikianlah Syam’un berperang setiap hari, semua musuh-musuhnya tidak mampu menolak serangannya. Kemudian mereka berbuat licik dengan memperalat istri Syam’un yang seorang wanita kafir: “Sungguh, kau akan kami beri harta yang banyak, jika kamu mau membunuh suamimu.”

“Aku tak mampu membunuhnya,” jawab istri Syam’un.

“Kami beri kamu seutas tali yang kuat,” kata orang-orang kafir itu.

“Ikatlah kedua tangan dan kaki suamimu itu. Kemudian kami yang akan membunuhnya.”

Ketika Syam'un tidur, istrinya mengikat dia kuat-kuat, ia pun terjaga, "Siapa yang mengikat aku?"

"Aku yang mengikatmu. Sekedar mencobamu," kata istrinya. Kamudian Syam'un mengibaskan tangannya dan putuslah tali yang mengikatnya.

Kemudian orang-orang kafir itu memberikan sebuah rantai kepada istri Syam’un. Dengan rantai itu istri Syam'un mengikatnya.

"Siapa mengikat aku ?" katanya.

"Aku yang telah mengikatmu, sekedar mencobamu," kata istrinya pula.

Syam'un dengan mudah merenggut rantai pada tangannya hingga putus.

"Wahai istriku," kata Syam'un, "Aku adalah salah seorang wali Allah Ta'ala. Tidak ada seorang pun yang mampu mengalahkan aku, selain rambutku ini." Rupanya rahasia kekuatan Syam'un berada pada rambutnya yang panjang.

Tatkala Syam'un tidur, istrinya memotong beberapa ikat rambutnya, berisi delapan utas rambut kepalanya yang panjang-panjang mencapai tanah. Dengan empat utas rambut, wanita itu mengikat kedua belah tangan suaminya, dan dengan empat utas rambut yang lain, diikatnya pula kedua belah kakinya, sewaktu dia tidur.

“Siapa yang mengikat aku?" tanya Syam'un

"Aku yang mengikat, untuk mencobamu," tukas istrinya.

Syam'un meronta, tapi apa daya, ia tak mampu memutus ikatan itu. Selanjutnya, istri Syam'un memberi tahukan hal itu kepada orang-orang kafir. Mereka datang dan dibawalah Syam'un ketempat pembantaian.

Di sana telah berdiri sebuah tiang besar, pada tiang itu Syam'un diikat. Kedua telinganya, mata, lidah, kedua bibirnya, dan kedua tangan dan kakinya mereka potong. Orang-orang kafir seluruhnya berkumpul dalam rumah pembantaian itu.

Kemudian Syam'un menerima ilham dari Allah Ta'ala, "Perlakuan apa yang kamu inginkan dari-Ku terhadap mereka?" 

“Berilah hamba kekuatan, agar dapat aku patahkan tiang istana ini, lalu merobohi mereka." Jawab Syam'un.

Allah memberi kekuatan kepada Syam'un, maka dia gerakkan badannya mematahkan tiang besar itu, menimpalah atap istana itu atas mereka. Mereka mati semua, termasuk istri Syam'un sendiri. Allah menyelamatkan Syam'un dari mereka, lalu mengembalikan kepadanya semua anggota tubuhnya.

Sesudah peristiwa itu, Syam'un masih terus beribadah kepada Allah selama seribu bulan lagi, dan malam hari dia tetap shalat dan siangnya berpuasa, hingga akhimya syahid di jalan Allah.

Setelah mendengarkan kisah itu, para sahabat Nabi SAW menangis. Kata mereka, "Ya Rasul Allah, tahukah Anda pahalanya ?"

“Aku tidak tahu,” jawab Nabi SAW. Atas perintah Allah Ta'ala malaikat Jibril as. turun dengan membawa surat Al-Qadar ini, seraya Allah SWT berfirman: "Hai Muhammad, Aku beri kamu beserta umatmu malam Qadar yang beribadah pada malam itu lebih utama daripada beribadah selama tujuh puluh ribu bulan."

Sementara itu, ada pula sebagian ulama yang mengatakan Allah Ta'ala berfirman, "Hai Muhammad, (shalat) dua rakaat pada malam Qadar adalah lebih baik bagimu dan bagi umatnu daripada memukulkan pedang selama seribu bulan pada masa-masa Bani Israel.” (Sunaniyah)

Dan ada pula yang mengatakan, bahwa sebab turunnya Surat ini ialah bahwa manakala menjelang wafat Nabi SAW. dan telah dekat saat perpisahannya meninggalkan umatnya, Rasulullah menangis sedih, seraya sabdanya, ”Apabila aku telah keluar dari dunia, maka siapakah gerangan yang akan menyampaikan salam Allah atas umatku." 

Hati Nabi SAW sangat sedih. Maka Allah SWT menghibur hatinya dengan firman-Nya:

"Turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril.” 

“Jadi merekalah yang akan menyampaikan salam-Ku, dan Aku takkan menolak salam dari mereka. Maka janganlah kau bersedih wahai kekasih-Ku." (Mau'izhah)

Berkata Imam ar-Razi, "Apabila fajar telah menyingsing pada malam Qadar, maka malaikat Jibril as. berseru: “Hai sekalian para malaikat, berangkat ! berangkat !”

Para malaikat bertanya, "Hai Jibril apakah yang telah Allah lakukan terhadap orang-orang Islam pada malam ini, yaitu umat Muhammad SAW ?"

Jawab Jibril kepada mereka, “Sesungguhnya Allah Ta'ala memandang kepada mereka dengan rahmat, memaafkan mereka dan mengampuni mereka, kecuali empat orang!"

"Siapakah empat orang itu ?" tanya para malaikat.

Jawab Jibril, “Ialah pecandu arak, orang yang durhaka terhadap ibu bapak, pemutus silaturrahmi dan pendendam, yakni orang yang suka marah, yang mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari." (Zubdatul Wa'izhin)

Saat ini, menjelang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, yang di dalamnya terdapat satu malam yang pahalanya sama dengan seribu bulan. Mari, kita mempersiapkan diri untuk menggapai satu malam itu, yaitu Lailatul Qadar. Pesan Rasulullah SAW, "Carilah malam Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan." (HR. Imam Bukhari) (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun