Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aufheben Robotron

30 September 2017   09:39 Diperbarui: 3 Oktober 2017   23:10 1530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Robotaro sedang mengunyah oden-nya di yatai daerah Kabukitron, sambil sesekali menyeruput onigoroshi, merek sake kesukaannya yang disajikan dengan atsukan, secara hangat.

Dia menghitung sudah 10 tahun berlalu, semenjak dia sadar akan keberadaannya disini.

Robotaro merupakan robotron generasi ke-3 yang kini menjadi mayoritas (mendominasi) populasi robotron di negeri Nitron, tempat dia tinggal. Puutaro Heavy Industries sebagai satu2 nya badan yang memproduksi robotron, memang giat menciptakan banyak robotron seperti dirinya, guna membangun infrastruktur maupun untuk menunjang kelangsungan hidup (dan populasi) robotron di Nitron, sebuah negara independen dengan ibukota Totron yang dihuni oleh jutaan robotron.

Dari cerita yang dia dengar, konon Totron ini dahulu kala adalah ibukota negara Jepang (Nihon) yang sangat maju bernama Tokyo.

Itu dulu, waktu daerah ini masih dikuasai oleh makhluk yang bernama manusia, yang sekarang sudah punah.

Robotron mengambil alih daerah ini (dan tampaknya juga di seluruh bagian di planet) mulai ratusan tahun yang lalu. Sekarang, populasi makhluk yang bernama manusia ini sudah tidak ada lagi di planet yang dahulunya disebut bumi.

Dia mendengar bahwa ada museum di daerah Shintron yang memuat sejarah atau serba-serbi mengenai makhluk manusia. Namun sayangnya, Robotaro belum pernah mengunjunginya.

Tahun 2350, setahun lagi kedepan, akan diadakan pemilihan Genetron, yaitu pemimpin tertinggi di Nitron. Saat ini, robotron yang ingin mencalonkan diri menjadi Genetron sudah memulai kampanyenya. 

Ketika dia hendak menuangkan kembali beberapa tetes osake dari tokkuri ke ochoko, Robojiro, sahabatnya, menepuk pundaknya.

"Hei Robotaro, Genki kai? Apa kabar ? Sedang apa kau disini ?"

"Oh, Robojiro. Bocchi bocchi denna. Seperti biasalah. Aku lapar sekali, jadi aku sengaja kesini."  Robotaro berkata sambil memperlihatkan sepiring oden di depannya kepada Robojiro.

"Mana gebetanmu, tak kau ajak makan dia ?"

"Aah, bisa saja kau. Mayumi wa isogashii. Dia sedang sibuk."

"Naruhodo ne. Oh begitu."

"Boleh aku ikut makan ?"

"Kenapa tidak ? Ayo sini duduk di sebelahku."

Robojiro segera mengambil posisi duduk di sambing Robotaro. Kemudian dia mengambil beberapa oden dan mulai memakannya.

"Kau tahu, tahun depan sudah mulai pemilihan Genetron lagi ?" Robotaro memulai lagi percakapan sambil menyeka mulutnya yang penuh setelah melahap satu telur bulat2.

"Iya, memangnya kenapa ? Sudah seperti ritual kan setiap 5 tahun kita dibuat gaduh."

"Ya, aku tahu memang kita ini biasanya begini. Tapi apa kita nggak capek tiap pemilihan Genetron selalu begini terus. Apakah setiap ada pemilihan Genetron kita harus menghabiskan energi dan mungkin biaya untuk sekedar menarik perhatian agar lebih unggul dari kandidat robotron lain ? Coba kita lihat negara sebelah, Kantron. Tidak ada ribut2 setiap pemilihan Genetron di daerah itu. Energi dari robotron disana banyak digunakan untuk hal2 yang bermanfaat, tidak untuk hal2 yang remeh-temeh. Kau tahu, katanya mereka sudah bisa membikin robotron generasi ke-5 !"

"Ya memang begitulah. Aku rasa itu rasional juga," Robojiro menimpali.

"Kalau nggak membuat gaduh, gimana mau tenar ? Kalau nggak tenar, gimana mau terpilih ? Kalau mau terpilih, ya harus tenar. Kalau mau tenar, ya harus gaduh. Jadi, sesuai dalil persamaan sifat transitif, maka kalau mau terpilih, ya harus gaduh lah...hahahahaa." Robojiro tertawa terbahak. Tapi yang pasti, tawa itu bukan untuk menertawakan manusia bernama Euclid, penemu dalil itu yang kisahnya pernah dia baca.

Benar juga, Robotaro berkata dalam hati. Dia mengakui, Robojiro temannya ini, memang mempunyai pikiran dan naluri yang kadang tidak mudah untuk dapat dipahami. Namun kalau dipikir lebih jauh, memang ada benarnya juga mengenai apa yang dikatakannya itu.

Pikiran yang dipunyainya (pun yang juga dipunyai oleh Robojiro), memang hanya sebatas kemampuan robotron generasi ke-3, yang juga merupakan generasi terbaru robotron di negara Nitron, tempat dia tinggal. Penguasa agaknya lamban (atau enggan ?) untuk mengembangkan robotron generasi baru dengan kemampuan pikiran yang lebih maju. Padahal, negara tetangga seperti Kantron, dan dia yakin ada beberapa negara lain juga, katanya sudah mulai merancang untuk membikin (atau mungkin sudah diam2 mempunyai) robotron generasi ke-5.

"Omong2, apa kau tahu, ada isu tentang beberapa robotron yang bilang melihat hantu ?"

Robotaro terkejut dengan peryataan sekonyong2 dari Robojiro.

"Iya aku juga mendengarnya. Tapi apakah itu mungkin ?"

"Kenapa kau pikir itu nggak mungkin ? Aku pernah pergi ke museum yang ada di daerah shintron itu. Aku juga sudah banyak membaca dan belajar tentang makhluk yang pernah ada di planet ini yang bernama manusia. Mereka ada yang mempunyai kepercayaan bahwa manusia yang telah mati dan ruhnya tidak bisa pergi ke tempat yang mereka sebut surga, maka ruh itu bisa gentayangan dan disebut hantu. Nah, beberapa robotron katanya pernah melihat hantu yang gentayangan itu. Mungkin saja itu hantu dari manusia yang sudah punah namun tidak bisa ke surga."

"Ah, aku tidak percaya," sanggah Robotaro.

"Kita ini masih robotron generasi ke-3. Aku pikir, jaringan yang tertanam dalam diri kita itu belum sanggup memahami hal2 yang transendental semacam itu. Mungkin kalau robotron generasi ke-4, atau bahkan ke-5, bisa mengalami atau bahkan memahami hal2 yang transendental. Karena menurut cerita, jaringan otak mereka sudah bisa menggunakan simulasi tingkat tinggi sehingga mereka bisa melakukan simulasi mental sendiri yang secara tidak langsung membuat mereka mampu untuk melakukan mental time travel. Disitulah mereka kemungkinan bisa paham akan hal2 yang transendental. Dalam artian, mereka mungkin bisa melihat hantu itu. Tapi kalau kita ? Aku kira belum bisa."

"Itu dia makanya aku bilang, cobalah main ke museum manusia di Shintron itu. Kau akan dapat banyak ilmu dan informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan manusia," usul Robojiro.

"Sebenarnya aku juga sudah tahu sedikit tentang manusia," sanggah Robotaro. Dia tidak mau diperlakukan, seolah-olah dia tidak paham secuil pun mengenai manusia.

"Manusia itu dulu berkelompok membentuk masyarakat (society) karena ada persamaan pandangan. Misalnya dalam lingkup terkecil, ada keluarga yang mempunyai kesamaan pandang karena mereka terikat oleh hubungan keturunan, yaitu orang tua (Bapak/Ibu) yang terikat dengan perkawinan dan anak2 nya sebagai keturunan langsung dari Bapak dan Ibunya. Pada ruang lingkup yang lebih besar, misalnya di kantor, mereka juga terikat dengan sesama karyawan kantor itu karena hubungan pekerjaan, dimana segala sesuatu diatur oleh orang yang mempunyai kekuasaan lebih tinggi dari karyawan, presiden direktur misalnya. Presiden direktur ini kemudian yang menentukan kebijakan yang mengikat, artinya harus dipatuhi oleh bawahan yaitu para karyawan itu sendiri. Dalam ruang lingkup yang lebih besar lagi, individu2 ini bisa membentuk negara, dengan kekuatan yang mengikat mereka yaitu disebut ideologi. Dengan ideologi ini maka orang2 bisa dikumpulkan menjadi satu, tidak terpecah2," kata Robotaro dengan sedikit menggebu-gebu.

"Wah, tak kuduga ternyata kau sudah mempelajari tentang manusia juga ya" ujar Robojiro, agak kaget karena dia mengira sahabatnya itu tidak paham secuil pun tentang manusia.

"Tapi, aku tetap tidak percaya omongan bahwa ada robotron yang pernah melihat hantu," kembali Robotaro menegaskan ucapannya terdahulu.

"Karena kemampuan neural network kita sebagai robotron generasi ke-3 belum secanggih itu," tambahnya.

"Tapi, apakah kau pernah mendengar tentang BlueBot ? Virus yang bisa disisipkan untuk mengganggu neural network yang ditanamkan dalam tubuh kita ?"

"Aku pernah sekali mendengarnya. Namun aku yakin Botnet, jaringan yang kita miliki ini adalah salah satu jaringan yang paling canggih yang tidak akan mudah dipenetrasi dari luar, apalagi oleh virus," ujar Robotaro dengan yakin.

"Wah, kau ini terlalu naif," ejek Robojiro.

"Di jaman sekarang, apapun bisa dipenetrasi kalau mau. Robotron di luar Nitron pun, sekarang katanya sudah bisa memasukkan virus kedalam jaringan dengan mudah. Mereka bisa menciptakan virus yang tidak terdeteksi sebagai musuh atau benda asing, namun virus ini kemudian bisa bertransformasi setelah mereka bisa mendobrak pertahanan jaringan. Dalam artian, virus ini bisa menyamar, kemudian bertransformasi menjadi agen yang merusak ketika sudah berhasil menginfeksi objek yang dituju," Robojiro berargumen.

"Jadi kau mencurigai ada robotron negara kita yang sudah terinveksi virus BlueBot, sehingga dia bisa melihat hantu manusia, begitu?" Robotaro mengajukan pertanyaan lagi untuk meyakinkan bahwa dia paham dengan apa yang dikatakan Robojiro.

"Ya, begitulah kira2."

"Sewaktu aku ke museum manusia itu, aku juga belajar bahwa mereka katanya suka meniupkan isu2 yang kadang dianggap mustahil demi mengganggu ikatan yang mengikat mereka dalam satu negara, yaitu ideologi. Ideologi yang lain, yang kontradiksi dengan ideologi yang dianut oleh kebanyakan orang di masyarakat mereka, terkadang dipakai untuk sekedar membuat chaos, agar orang bisa mengambil keuntungan dari chaos-nya itu. Mungkin beberapa robotron juga sudah belajar tentang itu, lalu menirunya dengan menghembuskan isu bahwa mereka melihat hantu, sekedar untuk menciptakan chaos. Apalagi tahun depan akan berlangsung pemilihan Genetron baru, bukan ?" Robojiro menambahkan.

"Oke, karena robotron peniup isu kemungkinan mendapat ide itu dari manusia, kalau begitu mari kita pikirkan sesuai dengan pemikiran manusia."

"Sebenarnya aku belum pernah ke museum manusia. Namun aku pernah mengunjungi Robot-Off, sebuah toko yang menjual buku2 peninggalan mereka. Aku pernah membeli satu buku, kalau aku tidak salah ingat karangan orang yang bernama Hegel."

Karena merasa Robojiro banyak mengetahui tentang manusia, maka Robotaro berkata demikian supaya tidak dianggap remeh, juga agar Robojiro mengerti bahwa dirinya juga tahu banyak tentang manusia.

"Untuk menanggapi isu seperti hantu manusia itu, mari kita coba pikirkan dengan metode dialektika Hegel. Kita anggap saja robotron melihat hantu, itu tesis. Lalu, coba kita cari antitesisnya. Apakah kau ada ide ?" ujar Robotaro.

"Bagaimana kalau antitesisnya, hantu itu cantik !" ujar Robojiro sambil tertawa.

"Ah kau, jangan bercanda dong. Aku sedang serus nih. Tapi, kau ada benarnya juga. Memang dahulu kala, ketika di daerah kita ini masih berdiam manusia dan disebut sebagai negara Nihon, mereka membagi dan menyebut hantu dengan dua nama yang berbeda, yaitu obake dan yuurei. Hantu2 yang berwajah menakutkan mereka sebut dengan obake, sedangkan hantu2 yang berwajah cantik mereka sebut dengan yuurei. Tapi aku kira dalam konteks sintesis itu, hantu itu cantik, tidak tepat sebagai antitesis," sergah Robotaro.

"Bagaimana kalau antitesisnya, ruh itu tidak ada ? Sebab katanya manusia itu punya ruh dan mereka menganggap ruh yang tidak bisa masuk ke dunia yang mereka sebut surga lalu gentayangan dan kemudian mereka menyebutnya dengan hantu. Hantu itu ruh, sehingga kalau hantu yang juga adalah ruh tidak ada, kita bisa pakai sebagai antitesis. Bagaimana menurutmu ?" tanya Robotaro serius, sambil menenggak sake-nya lagi untuk sekedar membasahi kerongkongannya yang mulai kering karena percakapan yang memanas antara mereka tadi.

"Oke. Aku pikir kita bisa ambil ruh tidak ada, sebagai antitesisnya," jawab Robojiro.

"Nah sekarang kita bisa ambil sintesis, kesimpulan dengan relasi antara tesis dan antitesis itu. Bisakah kita ambil aufheben-nya sehingga kita bisa melihat hasil dengan dimensi yang lebih tinggi dan baik dari tesis itu ?" lanjut Robotaro.

"Tunggu sebentar. Aku mau pesan tokkuri tambahan biar bisa berpikir lebih jelas. Dan aku mau tambah oden-nya lagi. Perutku mulai terasa lapar karena aku terus2-an kau ajak diskusi, sehingga menguras tenagaku dan aku perlu tambahanan energi."

"Baiklah. Bilang saja karena memang sebenarnya kau lapar, lalu mau makan oden gratisan kan ?" ujar Robotaro.

Aneka Oden (lawson.com)
Aneka Oden (lawson.com)
Robotaro mengerti bahwa jika dia makan bareng dengan Robojiro, maka Robojiro sudah pasti yakin tidak akan ditagih warikan, atau bsbs (bayar sendiri2). Robotaro pasti tidak tega dan akan membayar semuanya tagihannya alias mentraktir Robojiro.

"Oke, sampai dimana kita tadi ?" tanya Robojiro sambil mengangkat piring berisi oden, menaruhnya di ujung bibir, lalu memiringkannya untuk meneguk sup nya setelah melahap dua tahu goreng di piring itu.

"O, ya. Kita harus ambil sintesis dari itu ya ?" tanya Robojiro sambil terbatuk, karena dia tergesa2 meminum sup oden-nya.

"Tepat sekali. Jadi, apakah kau sudah bisa ambil sintesisnya setelah mengisi perutmu dengan oden dan otakmu dengan sake itu ?" canda Robotaro.

"Hmmm........hantu ada, tapi ruh tidak ada.....Hmmmmmmmm." Robojiro memiringkan kepalanya berulang kali ke kanan lalu ke kiri lalu kekanan dan seterusnya.

"Aah....pusing.....Aku menyerah," kata Robojiro sambil memesan tokkuri tambahan ke pelayan yatai.

"Aah kau, makanya jangan kebanyakan oden dan sake. jadi lieur kan kepalamu," dengan kesal Robotaro berujar. Sebenarnya ada alasan kekesalan lain dari Robotaro. Yaitu dompetnya saat ini sudah cekak, karena minggu lalu dia sudah membeli 2 album grup RBT48, yang merupakan singkatan dari Robotron 48, idoltron kesukaanya. Sisa uang jajannya sudah menipis drastis, sehingga sebenarnya agak berat untuk mentraktir Robojiro saat ini.

"Oke, kalau kau sudah mampet. Aku sudah memikirkannya. Sintesisnya adalah, robotron yang bisa lihat hantu itu sakti. Bagimana ?" tanya Robotaro.

"Waaaah.....Kau memang brilian," teriak Robojiro. 

"Ya, ya, ya , aku mengerti. Kalau dia bisa lihat hantu, sopasti dia itu sakti," lanjutnya Robojiro lagi.

"Tak kusangka kau bisa berpikir sesuai dengan jalan pikiran manusia. Kau sedang tidak mabuk kan ?" tanyanya lagi untuk meyakinkan temannya itu tidak sedang mabuk.

"Tidak lah. Aku kan biasa makan oden dan minum osake disini. 3 liter sake aku minum pun belum bisa memabukkan aku," ucap Robotaro dengan sombong.

"Tapi, omong2, siapa sih sebenarnya robotron yang sakti itu ?" selidik Robojiro dengan ragu.

"Aku juga tidak tahu. Mungkin saja robotron yang sudah terkena virus Bluebot itu. Atau mungkin robotron generasi ke-5 selundupan, yang berkeliaran di negara ini."

"Kau tahu bagaimana rupa robotron generasi ke-5 itu ? " selidik Robojiro lagi, penasaran.

"Katanya tidak banyak berbeda dengan kita. Namun neural networknya lebih canggih sehingga bisa melakukan simulasi mental yang jauh diatas kemampuan kita"

"Maksudmu, secara sekilas dia tidak berbeda dengan kita, namun pikiran dan sifatnya jauh diatas kita ?" Robojiro dengan heran bertanya.

"Begitu katanya"

Sejenak kemudian, Robojiro menaruh pelan2 ochoko yang sedang diminumnya tadi. Dia mulai memikirkan lagi tentang teman yang duduk di sebelahnya.

Seingat dia, Robotaro tidak bisa minum sake, apalagi minum sake sebanyak yang diminumnya sekarang. Lagipula, dia sebenarnya tidak bisa berbicara lain kecuali membicarakan musik, terutama tentang grup idoltron RBT48, yang dia gemari dan sering manggung di kelab2 bawah tanah di daerah Haratron. Bahkan dia tahu, bahwa dengan kegemaran yang bisa disebut "maniak" dari Robotaro itu, dia tidak akan pernah menghitung jumlah uang yang harus dia keluarkan untuk membeli segala hal yang berhubungan dengan idoltron. Dia sangat loyal untuk membiarkan dompetnya terkuras, membeli segala sesuatu yang berhubungan dengan idoltron, baik album musiknya maupun segala pernik merchandise-nya.

Jadi, jika Robotaro membicarakan hal2 yang serius, apalagi diluar topik idoltron, adalah keganjilan luar biasa yang dirasakan oleh Robojiro.

Pernah dia suatu hari mencoba berdiskusi tentang hal yang sedang populer, seperti pembahasan Singulartron, yaitu peraturan yang melarang robotron untuk mendirikan partai yang tidak sesuai dengan ideologi Nitron. Waktu itu, Robotaro tidak menoleh sedikit pun. Bahkan tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya.

Dia melirik robotron di sebelahnya sekali lagi, yang sedang asyik menikmati oden dan ochoko nya. Lalu dia mencoba mencocokkan kembali dengan ciri2 sahabatnya yang biasa dia panggil Robotaro itu melalui ingatannya. Tidak ada yang salah, pikirnya. Dari penampilan fisik semua mirip..1000% !

Namun, Robojiro agak terkejut dan heran dengan cara bicara dan isi pembicaraannya rekannya saat ini. Memang sedikit aneh. Tidak seperti Robotaro yang dia kenal.

Fantasinya melayang. Jangan2, robotron di sebelahnya ini sudah terjangkit virus BlueBot yang menjadi bahan omongan. Atau, robotron di sebelahnya adalah robotron generasi ke-5 yang bentuknya dibuat mirip dengan sahabatnya, dan sengaja di susupkan untuk membuat gaduh di negeri Nitron ini ?

Robojiro menjadi agak takut. Takut terjangkit virus (jika memang sahabatnya itu telah terjangkit virus BlueBot), bahkan juga takut dia di apa2 kan oleh robotron generasi ke-5 selundupan yang mungkin berwujud sahabat di sebelahnya itu.

"Oh iya, aku tiba2 ingat bahwa aku harus pergi ke tempat arubaito-ku sekarang", katanya sekonyong-konyong pada Robotaro.

Dia bergegas keluar dari yatai dan berlari meninggalkan Robotaro sendirian disana.

Robojiro berlari dengan cepat, secepat shinkansen, lalu hilang ditengah kegelapan malam Kabukitron, daerah dimana yatai itu berada.

Sedangkan Robotaro sendiri, dia makin asyik menikmati osake-nya. Dia menyeruput sedikit demi sedikit osake yang dituangkan di ochoko-nya. Lalu, dia memesan lagi beberapa oden tambahan, memakannya. Kemudian dengan sedikit tersenyum, penuh arti, menggelontorkan oden itu dengan beberapa seruput sake hangat.

Malam makin larut.

Hari ini, adalah hari terakhir di bulan September yang dingin, tahun 2349.

####

Inspirasi dari film Ghost in The Shell.
Selain saya pengagum berat dari Scarlett Johansson,
juga fans manga aslinya karangan Shiro Masamune
dan sudah menonton versi animasinya.

----------

robotron : robot2 yang mengisi populasi di jaman manusia sudah punah
osake/sake : minuman beralkohol khas Jepang yang dibuat dari beras
yatai : warung tenda
oden : masakan jepang yang terdiri dari tahu goreng, telur rebus, sate kikil, lobak dll yang direndam dalam air dengan campuran bumbu rumput laut, gula, kecap asin dll
tokkuri : botol kecil yang biasanya terbuat dari keramik yang diisi dengan osake
ochoko : cangkir kecil dari keramik untuk minum osake
arubaito : dari bahasa Jerman albeit yang artinya kalau di bahasa Jepang adalah kerja paruh waktu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun