"Sebenarnya aku belum pernah ke museum manusia. Namun aku pernah mengunjungi Robot-Off, sebuah toko yang menjual buku2 peninggalan mereka. Aku pernah membeli satu buku, kalau aku tidak salah ingat karangan orang yang bernama Hegel."
Karena merasa Robojiro banyak mengetahui tentang manusia, maka Robotaro berkata demikian supaya tidak dianggap remeh, juga agar Robojiro mengerti bahwa dirinya juga tahu banyak tentang manusia.
"Untuk menanggapi isu seperti hantu manusia itu, mari kita coba pikirkan dengan metode dialektika Hegel. Kita anggap saja robotron melihat hantu, itu tesis. Lalu, coba kita cari antitesisnya. Apakah kau ada ide ?" ujar Robotaro.
"Bagaimana kalau antitesisnya, hantu itu cantik !" ujar Robojiro sambil tertawa.
"Ah kau, jangan bercanda dong. Aku sedang serus nih. Tapi, kau ada benarnya juga. Memang dahulu kala, ketika di daerah kita ini masih berdiam manusia dan disebut sebagai negara Nihon, mereka membagi dan menyebut hantu dengan dua nama yang berbeda, yaitu obake dan yuurei. Hantu2 yang berwajah menakutkan mereka sebut dengan obake, sedangkan hantu2 yang berwajah cantik mereka sebut dengan yuurei. Tapi aku kira dalam konteks sintesis itu, hantu itu cantik, tidak tepat sebagai antitesis," sergah Robotaro.
"Bagaimana kalau antitesisnya, ruh itu tidak ada ? Sebab katanya manusia itu punya ruh dan mereka menganggap ruh yang tidak bisa masuk ke dunia yang mereka sebut surga lalu gentayangan dan kemudian mereka menyebutnya dengan hantu. Hantu itu ruh, sehingga kalau hantu yang juga adalah ruh tidak ada, kita bisa pakai sebagai antitesis. Bagaimana menurutmu ?" tanya Robotaro serius, sambil menenggak sake-nya lagi untuk sekedar membasahi kerongkongannya yang mulai kering karena percakapan yang memanas antara mereka tadi.
"Oke. Aku pikir kita bisa ambil ruh tidak ada, sebagai antitesisnya," jawab Robojiro.
"Nah sekarang kita bisa ambil sintesis, kesimpulan dengan relasi antara tesis dan antitesis itu. Bisakah kita ambil aufheben-nya sehingga kita bisa melihat hasil dengan dimensi yang lebih tinggi dan baik dari tesis itu ?" lanjut Robotaro.
"Tunggu sebentar. Aku mau pesan tokkuri tambahan biar bisa berpikir lebih jelas. Dan aku mau tambah oden-nya lagi. Perutku mulai terasa lapar karena aku terus2-an kau ajak diskusi, sehingga menguras tenagaku dan aku perlu tambahanan energi."
"Baiklah. Bilang saja karena memang sebenarnya kau lapar, lalu mau makan oden gratisan kan ?" ujar Robotaro.