Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Harga Manusia

7 Juli 2017   13:50 Diperbarui: 9 Juli 2017   09:26 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi dan design pribadi

Hari ini Puutaro agak bergegas meninggalkan kantor. Hari ini, tanggal 25 adalah hari di mana setiap sarari-man* bisa tersenyum. Sebab di hari ini mereka akan menerima hasil dari jerih payahnya selama sebulan, alias hari gajian. Pun tak terkecuali bagi Puutaro.

Namun bukan gajian yang menyebabkan Puutaro cepat-cepat meninggalkan kantor.

Ada sesuatu yang harus dia kerjakan dirumah, yaitu membalas email yang dikirimkan seorang agen kerja ke alamat pribadinya.

Sudah menjadi kebiasaan bagi seorang sarari-man* seperti dirinya, bahwa mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan urusan pribadi, seperti membalas email yang tidak ada hubungannya dengan urusankantor, apalagi internet surfing untuk kepentingan pribadi, akan dilakukan di PC dan koneksi internet pribadi di rumah.

Stasiun JR Oosaki, stasiun kereta api terdekat kantornya yang tiap hari digunakannya masih ramai seperti biasa. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Masih banyak orang yang berlalu lalang di sini.

Rupanya banyak juga sarari-man lain yang bernasib sama denganku, gumamnya.

Bergegas dia menempelkan suica di gate dan langsung menuju platform 3 untuk naik kereta yang menuju Shinjuku. Tidak perlu menunggu lama baginya untuk naik ke kereta, karena setiap 3-5 menit kereta akan datang secara bergantian.

Dia langsung menuju posisi favoritnya, yaitu bagian dekat sambungan. Di sini dia bisa bersender dengan bebas dan "damai" di pintu yang berada disambungan karena jarang orang yang berlalu lalang untuk bergerak antar gerbong lewat pintu ini. Lagipula, tempat duduk di dekat sambungan ini biasanya adalah kursi prioritas. Artinya, orang-orang yang duduk di sini kebanyakan jarang bercakap dengan suara tinggi, dan kemungkinan dia akan terganggu dengan suara dari headphone yang terhubung dengan media player yang disetel dengan volume agak tinggi juga kecil.

Setelah meletakkan tasnya di rak atas tempat duduk, dia lalu bersender dan memandang gemerlapnya malam Kota Tokyo melalui kaca jendela lebar didepannya. Tokyo memang kota yang penuh gemerlap dan tak pernah tidur.Tak pernah terbayang olehnya berapa puluh ribu kilowatt yang dibutuhkan untuk mesuplai kebutuhan energi yang menerangi seluruhTokyo di malam hari.

Teringat olehnya akan bencana Tsunami yang kemudian menjadi bencana mengerikan yang mencekam karena meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima 6 tahun yang lalu.

Berbeda dengan keadaan sekarang, kala itu seluruh Jepang mengurangi konsumsi listriknya karena seluruh pembangkit tenaga nuklir yang menjadi tiang utama pasokan listrik di Jepang, dihentikan pengoperasiannya untuk dievaluasi ulang. Gerakan mematikan lampu penerangan di tempat yang tidak penting seperti lampu taman, lampu vending machine, lampu di pusat perbelanjaan yang berlebihan, lampu kantor yang pegawainya sudah pulang ke rumah, dan juga mematikan sebagian lampu di kereta seperti yang dia tumpangi saat ini juga digalakkan. Saat itu memang Tokyo menjadi agak gelap dan "redup", seakan kota ini juga ikut berkabung dengan bencana yang sedang menimpa.

Matanya masih juga menatap pemandangan di luar. Pikirannya kemudian melayang pada email yang dikirimkan agen kerja itu. Dia sudah sempat membacanya kemarin, namun belum mengkaji dan memikirkannya secara dalam. Yang dia bisa tangkap langsung isinya kemarin adalah, pekerjaan yang ditawarkan oleh agen itu bergaji lebih bagus dari jumlah yang dia terima sekarang.

"Gaji."

Kata magic 4 huruf ini adalah kata yang paling menarik, yang juga bisa mengubah pikiran seseorang secara kilat bak hipnotis.

Apasih sebenarnya kehebatan dari 4 huruf itu yang wujud nyatanya adalah deretan angka yang memang nyatanya bisa meng-”hipnotis”seseorang? Apa sih gaji itu?

Apakah dia adalah merupakan pengejawantahan akan "harga" manusia?

Lalu, apalagi itu "harga"? Berapa sih sebenarnya"harga manusia"?

Memikirkan hal itu membuatnya tidak sempat menutupkan mata dengan sejenak untuk "tidur ayam" selama perjalanan. Ilmu tidur ayam ini adalah ilmu yang wajib dimiliki oleh orang yang menyebut dirinya sarari-man sejati. Agar seperti nama bahasa Inggrisnya "power nap", dengan ini mereka para sarari-man bisa mempertahankan stamina diri.

Ia kemudian mengalihkan perhatiannya dari jendela ke iklan yang selalu banyak ditemukan terpasang maupun tertempel di dinding di atas jendela kereta. Ada suatu iklan yang terbaca "Tokyo 2020". 

Ah, 3 tahun lagi akan ada perhelatan Olimpiade di sini, dia teringat.

Tokyo sekarang tampak giat berbenah diri untuk menyambut Olimpiade kedua kalinya, setelah Olimpiade yang pertama sukses dilaksanakan pada tahun 1964. Dengan komando Gubernur Tokyo yang baru, Koike Yuriko, masyarakat Tokyo dan Jepang pada umumnya berharap agar perhelatan itu bisa dilaksanakan dengan baik dan lancar nantinya.

Kembali dia berpikir apa dan berapa sebenarnya harga manusia itu?

Bagi sarari-man seperti dia, tentunya harga ini adalah jumlah besar kecilnya gaji yang didapat sesuai dengan jerih payah tenaga dan pikiran yang telah dipergunakan untuk melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya di kantor.

Namun untuk urusan tenaga dan pikiran, sekarang bukan lagi merupakan monopoli manusia. Mesin yang dipadu dengan teknologi kecerdasan buatan (A.I) sudah bisa menggantikan peran manusia terutama di dalam hal melalukan beberapa pekerjaan.

Puutaro juga sedikit gusar, bagaimana jika nantinya dia tergusur dan menjadi pengangguran karena kantornya juga mulai menggantikan peran manusia dengan mesin?

Jepang merupakan negara maju dan penguasaan teknologi yang tinggi, juga dengan pengaplikasian teknologi yang merata ke segala sektor dan daerah. Teknologi ini juga sedikit banyak telah menggantikan peran manusia, misalnya penjualan karcis kendaraan umum seperti kereta api/bus, atau karcis masuk hiburan seperti bioskop dan lainnya dilakukan dengan menggunakan mesin.

Rental musik dan video juga sedikit demi sedikit telah tergantikan dengan layanan serupa yang tidak melalui perantaraan manusia lagi, melainkan langsung melalui pelayanan online. Tenaga manusia di pabrik-pabrik juga telah banyak yang digantikan oleh mesin. Bahkan sekarang sudah ada produk mesin (robot) yang dijual dengan kemampuan untuk berbicara, yang cukup populer terutama karena bisa menjadi lawan bicara untuk orang yang telah berumur.

Salah satu contoh yang mencolok bahwa mesin telah banyak menggantikan fungsi manusia adalah banyaknya jumlah vending machine yang dapat ditemui di Jepang.

Dia ingat, menurut data statistik tahun lalu, di seluruh Jepang ada sekitar 5 juta vending machine. Dengan populasi sekitar 126 juta jiwa, maka secara perhitungan kasar, di antara kumpulan 25 penduduk bisa ditemukan 1 vending machine!

Perusahaan yang berinisiatif menggunakan mesin sebagai pengganti pekerja juga pastinya sudah mempertimbangkan banyak hal, pikirnya.

Mungkin perusahaan merasa lebih tertarik untuk menggunakan mesin dengan alasan misalnya mesin bisa betah bekerja nonstop 24jam/7 hari seminggu tanpa ngambek, dan maintenance yang dibutuhkan juga lumayan gampang dan praktis.

Namun biaya awal untuk investasi pengadaan mesinnya yang memakan ongkos tidak sedikit, merupakan salah satu faktor penghambat factory automation saat ini. Suatu saat jika harga komponen untuk membuat mesin-mesin ini turun yang otomatis juga menjadikan harga mesin makin turun, maka perkembangan factory automation akan semakin cepat, merambah ke segala sektor.

Sebenarnya Puutaro juga tidak ambil pusing akan "pembajakan" pekerjaan oleh mesin ini, karena dia tahu ada hal-hal yang tidak dan belum bisa tergantikan oleh mesin.

Misalnya, saat ini mesin-mesin yang katanya "pintar" itu, belumlah mampu untuk menandingi otak manusia untuk menangani masalah yang genting yang butuh reaksi cepat dan "luwes".

Mesin rata-rata hanya bisa melalukan apa yang sudah diinput sebelumnya. Sesuai namanya, mereka hanyalah “robot”. Kalau belum ada referensi yang ter-input tentang cara menghandling suatu masalah, mesin akan sedikit kesulitan dan bisa kurang "luwes" menyelesaikannya, walaupun teknologi A.I mengalami kemajuan yang signifikan dari tahun ketahun.

Yang menjadi kecemasan Puutaro adalah, apakah "harga" dirinya, gaji yang diperolehnya tiap bulan itu, sudah sesuai dengan tenaga dan pikiran yang sudah dia curahkan secara total untuk pekerjaannya?

Walaupun dia yakin bahwa atasannya pun tentunya sudah memeras otak untuk menentukan berapa "harga" dari karyawannya termasuk dirinya, karena untuk menentukan harga tersebut Sang Atasan itu juga harus bersusah payah mulai dari membuat WBS untuk sebuah project, lalu dia juga berdiskusi dengan beberapa bagian lain di kantor dan terutama dengan direktur untuk sampai kepada hasil akhir berupa rentetan angka jumlah nilai yang tiap akhir bulan diterimanya.

Tak terasa kereta yang ditumpanginya sudah sampai di Stasiun Shinjuku. Waktu 15 menit ternyata berlalu dengan sangat cepat. Dia harus menghentikan pemikirannya sejenak karena harus berkonsentrasi untuk berjalan, pindah jalur dan kereta untuk meneruskan perjalanan pulang ke apartemennya.

Ada sekitar 3 juta orang lebih setiap hari yang menggunakan stasiun ini, yang otomatis menjadikannya sebagai salah satu stasiun kereta api yang tersibuk di dunia. Itulah alasannya kenapa Puutaro harus lebih berkonsentrasi pada langkahnya, karena kalau tidak maka kemungkinan dia bisa bertabrakan dengan orang-orang yang lalu-lalang disekitarnya. 

Stasiun Shinjuku lebih besar dari stasiun Oosaki di dekat kantornya, karena selain banyaknya jalur kereta yang lewat dan berawal atau berakhir disini, di sini juga banyak banyak terdapat pusat perbelanjaan, restoran, hiburan seperti bioskop, hotel, dan beberapa spot menarik yang bisa menjadi magnet bagi wisatawan baik lokal maupun internasional.

Puutaro segera bergegas namun tetap berkonsentrasi berjalan ke arah Odakyuu Line untuk naik kereta yang akan membawanya ke tujuan akhir yaitu stasiun Komae. Odakyuu Line di Stasiun Shinjuku ini merupakan stasiun awal berangkatnya kereta menuju arah selatan Tokyo.

Dia melihat kereta sudah tersedia di platform. Walaupun kereta sudah tersedia, ada juga beberapa orang yang masih berbaris dengan rapi di platform untuk menunggu kereta berikutnya karena tempat duduk dikereta yang sedang berhenti sekarang sudah penuh, tidak bersisa.

Ah, aku tak perlu duduk, katanya dalam hati.

Lalu dia dengan sigap masuk dan mengambil posisi berdiri favorit seperti biasa.

Biarlah aku berdiri saja karena aku sudah bosan duduk seharian di kantor, pikirnya.

Juga aku sudah tak sabar ingin sampai di rumah.

Sesuai dengan jadwal keberangkatannya, kereta mulai bergerak perlahan meninggalkan Shinjuku. Kereta meliuk ke kanan dan kiri, yang membuat Puutaro mengencangkan cengkeramannya supaya tidak goyang lalu terjatuh. Jalur kereta memang sudah double track, namun di stasiun awal biasanya banyak jalur untuk menuju masing-masing platform, sehingga kereta yang datang atau pergi akan sedikit oleng melewati jalur-jalur ini sampai dia memasuki jalur yang tepat untuk rute perjalanannya.

Hebat sekali orang-orang yang bekerja di perkereta-apian ini, pikirnya.

Walaupun dia sebagai orang Jepang sudah terbiasa hidup disiplin dalam segala hal terutama dalam hal waktu, dengan jadwal kereta yang jarang terlambat bahkan dalam hitungan detik ini, kadang masih bisa membuatnya terkagum-kagum.

Masih ada waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke setasiun tujuannya.

Dia lalu melanjutkan pemikiriannya.

Mengenai "harga" tadi, dia sebenarnya ingin tahu, berapa yang selayaknya dia dapatkan dengan kemampuan yang dipunyainya sekarang ini.

Untuk hal "harga" ini dia bahkan sempat berbincang-bincang dengan teman kuliahnya saat mereka dousoukai di izakaya dekat stasiun Shinjuku pintu timur. Di Shinjuku pintu timur ini memang bisa ditemukan banyak tempat untuk makan/minum dan bermain. Puutaro sering main ke daerah ini, untuk sekedar bertemu teman ataupun pergi sendirian untuk melepas penat di akhir pekan. Area yang paling terkenal di daerah ini adalah Kabukichou.

Di dousoukai itu dia sempat menyakan mengenai jumlah gaji yang masing-masing temannya terima. Namun selalu saja jawaban formal seperti "Ya cukuplah", atau "lumayanlah untuk bisahidup" dan jawaban sejenisnya yang dia dapat.

Dia memaklumi juga karena orang Jepang memang sangat jarang bicara dan sharing tentang hal yang agak "private" walaupun dalam lingkungan teman yang sudah dekat.

Puutaro teringat sewaktu sekolahnya dulu, dia juga pernah belajar bahwa zaman dahulu tidak jarang orang diperjualbelikan untuk perbudakan. Manusia menjadi bahan komoditi untuk dijual.

Entah berapa patokan akan "harga" dari para budak yang diperjualbelikan tersebut. Harganya mungkin dilihat dari usia dan kekuatant enaganya. Makin muda usia dan kuat tenaganya, maka harganya tentu akan menjadi tinggi, meskipun uang hasil penjualan itu semuanya diambil oleh penjualnya. Umumnya para budak yang diperjualbelikan itu digunakan untuk bekerja di rumah, pabrik atau mengolah lahan milik pembelinya. 

Ah, zaman sekarang juga banyak orang yang menjual diri sekaligus juga “ruh” yang ada di dalam dirinya. Entah menjual pada orang maupun menjual pada organisasi atau yang lainnya. Bisakah ini juga disebut sebagai perbudakan jaman sekarang? Dia enggan memikirkannya lagi.

Seingatnya, menurut informasi di dalam email yang dikirim oleh agen kerja itu, gaji yang ditawarkan untuk pekerjaan baru itu lebih tinggi dari jumlah yang dia terima sekarang.

Puutaro sebenarnya tidak mempunyai masalah akan gajinya yang sekarang. Gaji bukanlah merupakan sesuatu yang menjadi prioritas dia dalam hal memilih pekerjaan. Kecocokan dengan suasana dan lingkungan kerja baginya merupakan hal yang terpenting.

Kecocokan ini adalah hal langka yang paling penting dalam memilih pekerja'an bagi Puutaro.

Banyak sudah cerita yang dia dengar dan baca bahwa kadang orang yang karena ketidakcocokan, entah dengan rekan, atasan maupun lingkungan dan suasana kerja, maka dia bisa melalukan hal-hal yang nekat dan kadang bisa berakibat fatal.

Ada orang yang memang kadang tidak bisa memahami sifat orang lain. Dia bisa selalu menaruh curiga, yang pada akhirnya menjadikannya susah begaul. Kemudian orang-orang seperti ini mengucilkan diri sendiri. Persis seperti kisah yang diceritakan di novel Ningen Shikkaku karya Dazai Oosamu, novel yang paling banyak dibaca oleh orang Jepang.

Memang, hubungan antara manusia merupakan hal yang kompleks dan rumit di mana-mana. Namun sepanjang pengetahuannya, baik melalui informasi di koran maupun pengalaman langsung, dia merasa bahwa masalah hubungan antar manusia di Jepang memang yang tersulit. 

Kembali mengenai hal gaji, perusahaan biasanya memegang kendali dan akan menentukan berapa jumlah yang layak untuk dibayar kepada seseorang setelah hasil wawancara untuk masuk kerja, atau setelah penilaian yang dilalukan tiap tahun. 

Namun Puutaro pernah sekali waktu membaca di koran, tentunya bukan dalam urusan pekerjaan, bahwa ada juga peristiwa kebalikannya, yaitu ada juga orang atau oknum yang minta "dihargai" terlebih dahulu. Dia lupa di dunia bagian mana peristiwa itu terjadi. 

Entah apa yang ada di benak orang-orang yang berkelakuan seperti ini. Tapi menurutnya kebanyakan orang-orang seperti ini biasanya adalah orang yang tidak ada "harga" nya sepeserpun.

Di dunia ini memang ada bermacam-macam kejadian dan penuh akan sandiwara. Mungkin di zaman seperti sekarang ini, kita harus pandai bersandiwara juga agar bisa sukses dan tidak dianggap aneh dalam menjalani hidup di dunia. 

----------------

Tak terasa kereta yang ditumpanginya sudah sampai di Stasiun Komae tujuannya. 

Puutaro lalu turun dan bergegas keluar. 

Dia mampir sebentar ke Seven Eleven di samping stasiun untuk membeli beberapa kaleng bir Asahi The Premium Malt dan bento yang paling mahal harganya untuk makan malam nanti. 

Di hari biasa dia tidak akan membeli bento mahal dan Asahi Premium karena dia selalu ingin berhemat. Dia hanya membeli bento yang sudah dikorting harganya, biasanya yang waktu expired nya sudah dekat.

Namun, hari ini adalah tanggal 25.

Makan bento mahal sambil minum bir Asahi The Premium Malt adalah ritualnya sekali sebulan, yang hanya dilakukannya hanya pada saat gajian.

Dia lalu berjalan kaki pulang ke apartemennya. Letak apartemennya tidak terlalu jauh dari stasiun.

Hanya membutuhkan waktu 5 menit dengan berjalan kaki.

Setelah meletakkan tasnya , dia menyalakan komputer desktop rakitan yang komponennya dia beli di Akihabara.

Namun,beberapa saat dia menunggu, layar komputer tidak menunjukkan adanya pergeraan apapun. Tidak ada splashscreen bios maupun blink dari cursor, apalagi layar tampilan awal windows 10 yang muncul.

Dia memeriksa kabel-kabel koneksi listrik, untuk memastikan bahwa kabelnya terpasang dengan benar dan tidak kendur. Setelah memastikan semuanya terpasang dengan baik, dia menekan tombol komputernya lagi berkali-kali.

Namun tetap saja komputernya tidak menunjukkan tanda-tanda akan boot up.

Sekilas terlintas dipikirannya, jangan-jangan komputernya terjangkit virusPetya atau Wannacry yang sedang hangat menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Namun karena komputernya tidak bisa boot up , maka dia tidak tahu apa sebabnya. Segala kemungkinan mungkin saja terjadi.

Hari sudah mulai malam, sementara dia juga sangat capek dan lapar.

Dia memutuskan untuk mencheck komputernya lagi besok. Dia berharap bisa pulang lebih cepat supaya bisa membongkar dan memperbaiki komputernya.

Tapi dia sudah membulatkan hatinya untuk menolak penawaran dari agen kerja itu karena dia tidak mau mempertaruhkan kehidupannya yang sudah nyaman di kantor saat ini hanya dengan iming-iming gaji yang lebih besar, walaupun “harga” penawaran yang lebih tingi itu berarti suatu yang membuat dia agak bangga karena berarti mereka menilai kemampuannya mumpuni sehingga mempunyai nilai tambah. 

Tujuan hidupnya adalah kebahagiaan. Dan tujuan hidup ini juga selaras dengan tujuan hidup yang pernah dibahas dalam buku yang pernah dibacanya tentang Dalai Lama.

Dia sudah bahagia dengan apa yang dia peroleh sekarang. 

Dia merasa bahagia bekerja di kantor dengan lingkungannya yang sekarang, dengan “harga” yang dia dapat sekarang .

Puutaro merasa tidak butuh apa-apa lagi.

Dia membuka jendela besar yang menghadap ke beranda apartemennya. Angin hangat dan lembab di bulan Juli masuk dengan cepat ke ruangan. 

Dia merebahkan dirinya di couch, membuka bento yang barusan dibelinya dan mematahkan sumpit kayu untuk memulai makan. 

Sesekali diraihnya kaleng Asahi Premium beer untuk menggelontor nasi dan lauk dari bento yang sedang dinikmatinya.

Matanya menatap langit yang diterangi oleh sinar bulan dan hiasan bintang yang bertaburan.

Dia teringat juga bahwa di awal bulan Juli ada perayaan Tanabata, dimana hikoboshi bertemu dengan orihime setahun sekali.

Dia membayangkan ,bahwa suatu hari dia bisa seperti hikoboshi, bertemu orihime pujaan hatinya.

Entahkapan…...

Malam makin larut.

Tangannya meraih kaleng Asahi Premium yang ketiga, membuka lalu meneguknya....

Lalu matanya masih juga menatap langit…….

.--. .-. .- ...


sarari-man: pekerja kantoran. asal kata dari japanglish salary man.
suica: IC card dengan teknologi felica untuk karcis/abonemen dan bisa untuk transaksi berbayar elektronik.
A.I: Artificial Intelligence, kecerdasan buatan.
WBS: Singkatan dari Work Breakdown Structure. Rancangan task yang harus dibuat dalam sebuah project, misalnya assignment, skedul dll.
dousoukai: reuni sekolah
izakaya: warung tempat makan dan minum. biasanya tersedia banyak minuman yang ber-alkohol
ningen shikkaku: sebuah novel yang mengisahkan tentang seorang pesimis untuk hidup karena tidak dapat memahami orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Judul bahasa inggrisnya adalah no longer human
Dazai Oosamu: Novelis yang berumur 38 tahun yang meninggal tragis dengan cara menyeburkan diri di Sungai Tamagawa. Banyak karyanya yang terkenal dibaca hingga sekarang, antara lain hashire merosu, shayou dll.
bentou: makanan yang disajikan dengan packing yang isinya komplit dari nasi sampai lauk pauk.
tanabata: Festival yang diperingati tiap tanggal 7 Juli berdasarkan akan dongeng dimana hikoboshi dan orihime yang dipisahkan oleh galaksi bimasakti bisa bertemu setahun sekali pada hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun