Bagi sarari-man seperti dia, tentunya harga ini adalah jumlah besar kecilnya gaji yang didapat sesuai dengan jerih payah tenaga dan pikiran yang telah dipergunakan untuk melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya di kantor.
Namun untuk urusan tenaga dan pikiran, sekarang bukan lagi merupakan monopoli manusia. Mesin yang dipadu dengan teknologi kecerdasan buatan (A.I) sudah bisa menggantikan peran manusia terutama di dalam hal melalukan beberapa pekerjaan.
Puutaro juga sedikit gusar, bagaimana jika nantinya dia tergusur dan menjadi pengangguran karena kantornya juga mulai menggantikan peran manusia dengan mesin?
Jepang merupakan negara maju dan penguasaan teknologi yang tinggi, juga dengan pengaplikasian teknologi yang merata ke segala sektor dan daerah. Teknologi ini juga sedikit banyak telah menggantikan peran manusia, misalnya penjualan karcis kendaraan umum seperti kereta api/bus, atau karcis masuk hiburan seperti bioskop dan lainnya dilakukan dengan menggunakan mesin.
Rental musik dan video juga sedikit demi sedikit telah tergantikan dengan layanan serupa yang tidak melalui perantaraan manusia lagi, melainkan langsung melalui pelayanan online. Tenaga manusia di pabrik-pabrik juga telah banyak yang digantikan oleh mesin. Bahkan sekarang sudah ada produk mesin (robot) yang dijual dengan kemampuan untuk berbicara, yang cukup populer terutama karena bisa menjadi lawan bicara untuk orang yang telah berumur.
Salah satu contoh yang mencolok bahwa mesin telah banyak menggantikan fungsi manusia adalah banyaknya jumlah vending machine yang dapat ditemui di Jepang.
Dia ingat, menurut data statistik tahun lalu, di seluruh Jepang ada sekitar 5 juta vending machine. Dengan populasi sekitar 126 juta jiwa, maka secara perhitungan kasar, di antara kumpulan 25 penduduk bisa ditemukan 1 vending machine!
Perusahaan yang berinisiatif menggunakan mesin sebagai pengganti pekerja juga pastinya sudah mempertimbangkan banyak hal, pikirnya.
Mungkin perusahaan merasa lebih tertarik untuk menggunakan mesin dengan alasan misalnya mesin bisa betah bekerja nonstop 24jam/7 hari seminggu tanpa ngambek, dan maintenance yang dibutuhkan juga lumayan gampang dan praktis.
Namun biaya awal untuk investasi pengadaan mesinnya yang memakan ongkos tidak sedikit, merupakan salah satu faktor penghambat factory automation saat ini. Suatu saat jika harga komponen untuk membuat mesin-mesin ini turun yang otomatis juga menjadikan harga mesin makin turun, maka perkembangan factory automation akan semakin cepat, merambah ke segala sektor.
Sebenarnya Puutaro juga tidak ambil pusing akan "pembajakan" pekerjaan oleh mesin ini, karena dia tahu ada hal-hal yang tidak dan belum bisa tergantikan oleh mesin.