Mohon tunggu...
Perdana Putri
Perdana Putri Mohon Tunggu... -

Menggemari Bob Dylan, masakan Cina, dan masakan Padang. Mencintai buku. Saya percaya kalau saya memiliki cara jalan yang aneh. Akan bersemangat saat membicarakan Rusia, Sastra, Filsafat, Bahasa, dan Sejarah. Memiliki motto yang diadopsi dari seniman favoritnya, Brancussi, "work like a slave, command like a king, create like a God." Saat ini berkuliah di Universitas Indonesia, Program Studi Rusia 2011. Endless learner and playfully serious.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apalah Peduli Saya akan Gaga?

24 Mei 2012   03:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:53 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia hanya menggeleng. “Dia cantik, tapi pas dandan yang aneh-aneh, keseksiannya melorot, mau dia pake carik juga gue gak nafsu!” Rupanya terjadi sebuah generalisasi lagi oleh para anti, dan lagi generalisasi ini hadir sebagai pemaksaan.

Gaga yang Tak Gagal

Banyak sebenarnya cacat negeri yang bisa dikritisi lebih dari persoalan “Lady Gaga versus FPI”. Misalnya aparat yang tak tegas, pemberitaan media yang dangkal (video konspirasi yang diambil dari anti-fanbase Lady Gaga), dan lain-lain, yang sebenarnya kalau kita jeli memandang, hanyalah sebuah pembodohan publik.

Mereka yang anti hingga berdemo juga jika ditanya pasti tak tahu siapa itu Lady Gaga. Demokrasi macam apa ini? pikir saya getir. Yang masih membekas di kepala saya saat ini adalah bagaimana bisa mereka menggunakan tameng keimanan untuk menghakimi seseorang, dan menjustifikasikannya dengan hal-hal dangkal semacam konspirasi.

Selain Gaga tak gagal konser, ia (bukan ia an sich, tapi kasusnya) juga tak gagal membuat kita terasadar: di negeri para preman “demokratis” ini, keimanan adalah sesuatu yang memiliki amplitudo sosial dan pembodohan publik boleh hadir jika keimanan tersebut dirasa tidak memiliki frekuensi yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun