Materi diksi memang terlalu berat  untuk siswa SMP tapi entahlah semua menjadi menyenangkan dan mudah disampaikan saat kami membedah lirik lagu dan sesekali bernyanyi. Para siswa antusias ketika mendapat tugas menulis puisi.
***
"Pak eh Mas. Hmmm Masnya jago main gitar", tanya Ibu kepala sekolah.
"Sedikit tapi maaf Bu tapi saya nggak bisa ngajar seni suara . Saya anak bahasa."
"Bukan, Abas yang biasa ngiringin anak-anak karang taruna latihan pop song tangannya keselo. Mereka butuh orang yang bisa main gitar untuk  persiapan 17-an."
"Tapi bu..."
"Mas Raja ini termasuk pengabdian masyarakat lho... Bisa bikin nilai lebih bagus", rayu ibu kepala sekolah.
***
Sejujurnya saya lebih menikmati mengajar anak-anak SMP menulis puisi dibanding jadi pengiring remaja karang taruna berlatih pop song. Entah sudah berapa kali kami mengulang lagu Kebyar-Kebyar malam ini. Tapi beruntung hari ke tiga ada mahluk manis bermata bulat dengan lesung pipi dalam bernama  Retno. Awalnya ia mengenalkan diri sebagai anak kepala desa, sedang kuliah di  kota dan setiap akhir pekan kembali ke desa.
"Oh ini pak guru yang jago main gitar. Ratna adikku banyak cerita lho", sapa Retno saat berkenalan.