"Wis Nak. Nggak usah khawatir soal biaya. Ibu yakin kamu bisa. Kan mahasiswa, mereformasi negeri ini saja mampu. Pokoknya bikin yang paling bagus". Bu Kades menunjukkan jempol kanannya sambil mengerlingkan mata.
Malam hari, kelompok KKN kami langsung menggelar rapat akbar yang mini di kamar. Bayangkan 10 orang numplek di kamar berukuran 6 meter persegi, sungguhlah mirip cendol. Â Maunya sih di ruang tamu tapi takut didengar warga desa dan menimbulkan rumor nasional di kalangan ibu ibu. Jadi ngomongnya harus bisik bisik.
Sempat ada perdebatan cukup sengit antara dua kubu. Sebagian besar mahasiswa setuju dengan ide absurd bu Kades selama akomodasi dan konsumsi gratis. Sedangkan kubu satunya hanya ingin menjalankan program kerja awal yang bertujuan mulia mengajak warga desa hidup sehat dengan membiasakan buang air besar di jamban. Akhirnya diambil jalan tengah, tetap akan dibangun jamban umum sesuai program kerja KKN dan di sebelahnya dibangun jamban VIP sesuai keinginan Bu Kades. Semuanya harus closet duduk sesuai pesan bu Kades.
Pembangunan WC VIP didukung penuh oleh PICSI (Persatuan Ibu Cinta Sinteron Indonesia), komunitas yang diketuai oleh Bu Kades dan bestienya. Â Desa Suka Suka memang baru merasakan listrik dua tahun , namun dampak televisi dan sinetron sangat melekat di hati warganya. Mereka ingin merasakan kemewahan yang ada di layar televisi.
Tiga bilik WC umum biasa bersanding manis dengan WC PIP. Bapak dan Ibu Kades bangga berdiri di depannya, siap meresmikan disaksikan warga desa.
"Begini bapak dan ibu sekalian. Berhubung saya agak susah menyebut wece pe i pe. Bagaimana kalau saya ganti namanya diganti jadi Jamban Cantik. Idenya kan dari ibu ibu PICSI yang cantik- cantik." Pak Kades melirik manis ke arah istrinya sambil menjilat bibir. Tepuk tangan dan suara suitan hadirin riuh tanda setuju. Bu Kades langsung gede rese, hidungnya kembang kempis tak mampu menahan pujian.
"Tanpa berpanjang lebar langsung saja, istri saya tersayang yang akan meresmikan.Silakan Beb."
Layaknya istri penguasa orde baru, bu Kades tampil sempurna dengan gunting emas. Tiga orang dayang dayang sibuk melayani , sesekali merapuhkan pakaian serta riasan.
Empat puluh hari KKN berlalu, bersamaan dengan Jamban Cantik diresmikan . Kami sangat yakin akan mendapatkan nilai A dengan suksesnya pembangunan fasilitas sanitasi. Semua warga antusias menggunakan jamban yang baru dibangun. Meski bintang utamanya Jamban Cantik paling tidak mengedukasi warga untuk hidup sehat dan tidak buang air besar di sungai atau kebun.
Antrean Jamban Cantik tak terbendung hingga 24 jam. Ya di dalam jamban warga tidak hanya bisa mandi dan buang hajat tapi berendam sambil menonton televisi. Kehadiran jamban cantik terdengar hingga desa tetangga membuat antrean tambah panjang.
Apa kabar jamban umum biasa. Tak ada yang tertarik . Jamban-jamban ini menjadi alat peraga dan sebelum warga masuk ke dalam Jamban Cantik. Ya tugas kami mahasiswa KKN mengajarkan bagaimana memflush jamban, menggunakan bidet, sampai membersihkan jamban.