Mohon tunggu...
Danan Wahyu Sumirat
Danan Wahyu Sumirat Mohon Tunggu... Buruh - Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

blogger gemoy

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Dicurangi Saat Pemilu Itu Rasanya...

29 April 2019   17:39 Diperbarui: 29 April 2019   18:02 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Harusnya  nyoblos pertama menjadi pengalaman yang indah bagi setiap lelaki bukannya menjadi trauma seumur hidup yang membuat enggan untuk mencoblos hingga akhirnya memilih untuk menjomblo seumur hidup. Semua ini karena Ayah!

Setelah membaca tulisan ini mungkin kalian semakin yakin kalau  saya diendorse oleh salah satu klinik kecantikan karena selalu terlihat  awet muda padahal aslinya sudah tua.

Bagaimana tidak tua, saya pernah mencoblos di pesta demokrasi  era orde baru. Kala itu saya duduk di kelas tiga SMU dan baru ganjil (bukan genap)  berusia 17 tahun. Sebagai anak muda dengan rasa ingin tahu yang besar akan coblos mencoblos saya begitu bersemangat mengikuti pemilihan umum.

Sebagai pemilih pemula tentulah kami diberikan "treatment" khusus oleh pemerintah melalui penyuluhan di sekolah sampai di lingkungan sekitar  rumah. 

Treatment?

Iya konon maksudnya agar tidak salah nyoblos ke kanan atau ke kiri, fokus di tengah. Iya di tengah.

"Maklum anak muda Bro belum pengalaman. Jadi bisa saja salah pilih." Begitulah kira-kira kata orang-orang di sekitar saya.

"Memang kalau salah nyoblos ke kanan atau ke kiri kenapa?", tanya saya kritis.

"Ya nggak apa-apa sih tapi alangkah baiknya tetap di tengah, nomor dua dari kiri dan nomor dua dari kanan. Itu lho yang gambar pohon beringin yang mengayomi banyak orang."

Ayah dan Ibu tidak pernah memaksa saya untuk memilih nomor berapa tapi  Bapak  meminta saya untuk datang ke acara pengarahan pemilu di kantornya. Lumayan doorprize utamanya mesin cuci dan hiburannya artis dangdut papan atas Elvie Sukaesih.

Sebetulnya acara ini cukup berlebihan untuk  pengarahan pemilu yang pesertanya hanya ratusan orang. Bayangkan seluruh peserta disediakan makan siang dan snack gratis ditambah merchandise berupa handuk cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun