Mohon tunggu...
danangteguhhadiansyah
danangteguhhadiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

saya seorang mahasiswa. saya memiliki hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Rasa Percaya Diri Anak dengan Drama di Sekolah Dasar, Mengasah Keterampilan Sosial dan Emosional

2 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:13 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepercayaan diri merupakan fondasi yang sangat penting dalam perkembangan anak, terutama pada usia sekolah dasar, di mana mereka mulai belajar berinteraksi dengan teman sebaya, menghadapi tantangan belajar, dan mengenal lebih jauh dunia sosial mereka. Rasa percaya mendorong manusia untuk menghadapi situasi di dalam pergaulan dan untuk menangani berbagai perihal dengan lebih mudah (Ginting, 2023). 

Banyak anak yang menghadapi rasa ragu, malu, atau takut gagal dalam berinteraksi atau menghadapi tugas-tugas yang sulit. Untuk itu, penting bagi pendidik dan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang dapat membantu anak-anak mengembangkan rasa percaya diri mereka. Salah satu cara efektif yang bisa digunakan adalah melalui kegiatan drama di sekolah dasar.

Drama adalah kegiatan seni yang melibatkan ekspresi verbal dan non-verbal untuk menyampaikan cerita atau pesan. Dalam konteks sekolah dasar, drama sering kali dilakukan melalui permainan peran, pementasan cerita rakyat, atau improvisasi sederhana. 

Aktivitas ini tidak hanya melatih kemampuan berbicara, tetapi juga mengajarkan anak untuk bekerja sama, memahami sudut pandang orang lain, dan mengelola emosi mereka sendiri. Drama bukan hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga alat pembelajaran yang dapat mengasah keterampilan sosial, emosional, serta membangun rasa percaya diri anak.

Dalam konteks ini, drama sebagai kegiatan kreatif di sekolah dasar dapat menjadi salah satu solusi terbaik. Drama bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga medium pembelajaran yang memungkinkan anak-anak bereksperimen dengan berbagai peran, mengungkapkan emosi, dan belajar berkomunikasi dengan cara yang menyenangkan. Selain membangun rasa percaya diri, drama juga efektif dalam mengasah keterampilan sosial dan emosional anak. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya kepercayaan diri, peran drama dalam mengembangkannya, serta bagaimana drama dapat menjadi alat untuk mendukung perkembangan holistik anak.

Manfaat Drama terhadap Kepercayaan Diri Anak.

Drama memiliki dampak besar dalam membangun kepercayaan diri anak, terutama di usia sekolah dasar. Saat anak-anak terlibat dalam kegiatan drama, mereka diberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi. 

Melalui partisipasi aktif dalam drama, peserta didik dapat merasakan dan mengalami sendiri berbagai situasi, karakter, dan emosi, yang dimana hal  ini  membantu  mereka  untuk  mengembangkan  empati (Mayar et al., 2023) .

Mereka dapat mencoba berbagai peran yang berbeda, dari karakter pahlawan hingga tokoh sederhana, yang memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi potensi diri. Ketika mereka berhasil memainkan peran tersebut, rasa pencapaian yang mereka rasakan membantu memperkuat kepercayaan diri mereka.

Selain itu, drama melatih anak untuk berbicara di depan orang lain. Kemampuan berbicara di depan umum sering kali menjadi tantangan bagi anak-anak yang pemalu atau kurang percaya diri. Dalam drama, latihan berbicara dilakukan secara bertahap dan dalam suasana yang menyenangkan.

 Anak-anak belajar bagaimana menyampaikan dialog, bernyanyi, atau menggunakan bahasa tubuh dengan percaya diri. Keberhasilan ini memberikan mereka keberanian untuk menghadapi situasi serupa di luar kelas, seperti presentasi atau diskusi kelompok.

Mengapa Kepercayaan Diri Penting bagi Anak?

Percaya diri merupakan kesadaran individu akan kemampuan yang dimilikinya, merasa puas terhadap dirinya baik yang bersifat batiniah maupun jasmaniah, dan dapat bertindak sesuai dengan kapasitasnya (Purwanti & Nugrahaeni, 2021). Kepercayaan diri adalah modal utama bagi anak untuk menghadapi dunia yang penuh tantangan.

 Anak yang percaya diri cenderung lebih berani mencoba hal-hal baru, baik dalam konteks akademik maupun sosial. Keberanian ini memungkinkan mereka untuk menggali potensi diri dan mencapai prestasi yang lebih baik.

Anak-anak yang percaya diri juga lebih mampu mengatasi kegagalan. Mereka memahami bahwa kegagalan bukanlah akhir, tetapi bagian dari proses belajar. Dengan pola pikir seperti ini, mereka menjadi lebih tangguh dan mampu bangkit dari kesulitan.

 Hal ini sangat penting untuk membantu anak menghadapi tantangan di masa depan. Selain itu, kepercayaan diri membantu anak membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Anak yang percaya diri lebih nyaman dalam berkomunikasi dan berbagi ide, sehingga mereka lebih mudah menjalin pertemanan dan membangun jaringan sosial. 

Kepercayaan diri juga membuat anak lebih mampu menghadapi tekanan sosial, seperti intimidasi atau ekspektasi yang berlebihan dari lingkungan. Pada dasarnya kepercayaan diri merupakan kunci untuk meraih kesuksesan dalam setiap aspek kehidupan (Azmi et al., 2021)

Kepercayaan diri yang kuat pada usia dini tidak hanya membawa manfaat jangka pendek, tetapi juga berpengaruh pada perkembangan anak di masa depan. Anak-anak yang tumbuh dengan rasa percaya diri cenderung memiliki pandangan hidup yang positif, kemampuan pemecahan masalah yang baik, dan kemampuan beradaptasi yang tinggi di berbagai situasi. 

Oleh karena itu, membangun kepercayaan diri sejak dini adalah investasi penting bagi masa depan anak.

Drama sebagai medium pembelajaran kreatif memberikan kesempatan emas bagi anak-anak untuk mengembangkan kepercayaan diri, keterampilan sosial, dan kecerdasan emosional mereka. Dengan mendukung kegiatan drama di sekolah dasar, kita dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri, empati, dan siap menghadapi dunia dengan segala tantangannya.

Hubungan Drama dengan Keterampilan Sosial dan Emosional Anak

Kegiatan drama memiliki peran penting dalam mengembangkan keterampilan sosial anak. Perkembangan sosial anak mencakup peka terhadap individu dan kehidupan kelompok, sanksi dalam masyarakat, bergaul dengan kelompoknya atau dengan individu lain dalam budaya di mana dia tinggal dan mampu untuk berperilaku seperti salah satu dari mereka (Yenti, 2021). 

Dalam proses drama, anak-anak harus bekerja sama dengan teman-temannya untuk mempersiapkan pementasan. Mereka belajar bagaimana mendengarkan pendapat orang lain, berbagi ide, dan menghargai peran setiap anggota tim. Kerja sama ini memperkuat rasa kebersamaan dan melatih kemampuan anak untuk berkolaborasi dalam kelompok.

Drama juga mengajarkan anak untuk memahami dan menghormati perspektif orang lain. Ketika memerankan karakter tertentu, anak-anak diminta untuk memahami latar belakang, emosi, dan motivasi tokoh tersebut. 

Pengalaman ini memperkaya empati mereka terhadap orang lain dan membantu mereka berinteraksi dengan lebih baik di kehidupan nyata. Sebagai contoh, anak yang memerankan tokoh yang menghadapi konflik belajar bagaimana menyelesaikan masalah dengan cara yang bijaksana.

Perkembangan emosional pada masa kanak-kanak merupakan ujung tombak yang menentukan sikap, nilai, dan perilaku di masa depan(Puspita Sari & Mulyadi, 2020). Selain mengenali emosi, drama juga melatih anak untuk mengelola emosi mereka. 

Misalnya, ketika memerankan adegan yang menegangkan atau menyedihkan, anak-anak belajar untuk mengendalikan emosi mereka agar tetap fokus pada peran yang dimainkan. Kemampuan ini penting untuk membantu anak menghadapi situasi emosional di kehidupan sehari-hari, seperti menghadapi ujian atau menangani konflik dengan teman.

Drama juga memberi anak kesempatan untuk mengeksplorasi emosi yang mungkin jarang mereka alami. Dengan memainkan peran yang berbeda, mereka belajar untuk memahami bagaimana perasaan dan pengalaman orang lain. Proses ini tidak hanya meningkatkan kecerdasan emosional mereka, tetapi juga membantu mereka menjadi individu yang lebih empati dan peka terhadap kebutuhan orang lain.

Drama di sekolah dasar bukan hanya kegiatan seni yang menyenangkan, tetapi juga alat pembelajaran yang sangat efektif untuk membangun rasa percaya diri serta mengasah keterampilan sosial dan emosional anak. Melalui drama, anak-anak belajar untuk menghadapi rasa takut, berekspresi, bekerja sama, dan memahami emosi mereka sendiri serta orang lain. 

Dengan pendekatan yang tepat, drama dapat menjadi pengalaman yang mendalam dan berkesan bagi anak-anak, membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri, empati, dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

Sebagai orang tua dan pendidik, kita memiliki tanggung jawab untuk memberikan ruang bagi anak-anak untuk berkembang secara holistik. Dengan mendukung kegiatan seperti drama, kita tidak hanya membantu mereka menjadi lebih percaya diri, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.

 Drama memberikan pelajaran yang tidak hanya akan mereka kenang, tetapi juga membawa manfaat sepanjang hidup mereka. Mari kita dorong lebih banyak sekolah untuk memanfaatkan kekuatan drama dalam membentuk generasi muda yang percaya diri, kreatif, dan berempati.

SUMBER:

Azmi, I. U., Nafi'ah, N., Thamrin, M., & Akhwani, A. (2021). Studi Komparasi Kepercayaan Diri (Self Confidance) Siswa yang Mengalami Verbal Bullying dan Yang Tidak Mengalami Verbal Bullying di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(5), 3551--3558. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1389

Ginting, N. (2023). Membangun Kepercayaan Diri Anak Sejak Dini Dan Membangun Karakterk Anak. Jurnal Sains Student Research, 1(1).

Mayar, F., Desyandri, D., & Gustiawan, R. (2023). Memperkenalkan Drama Musikal Untuk Membangun Kreativitas. Journal Of Social Science Research, 3, 5757--5768.

Purwanti, R., & Nugrahaeni, S. (2021). Pengaruh Percaya Diri dan Kemampuan Interaksi Sosial Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SD Negeri. Jurnal Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, 1. https://journal.actual-insight.com/index.php/kognisi

Puspita Sari, P., & Mulyadi, S. (2020). POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI. Jurnal Paud Agepedia, 4(1), 157--170.

Yenti, S. (2021). Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini (AUD): Studi Literatur. Jurnal Pendidikan Tambuasai, 5.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun