Di Unsil sendiri Gebu sudah berjalan lebih dari satu semester, saya berharap gerakan ini menyebar kemana-mana, meski di tempat lain sebetulnya sudah terlebih dulu melakukan hal  serupa," ungkap dosen matematika FKIP Unsil ini (8/9/19), "Kebetulan saya juga sering ke Ciakar Galunggung bertemu ustadz Tatang dan kita sering berkomunikasi," sambung dia.
Dedi mengungkap awal terbentuk gerakan seribu di Unsil yang digagasnya terinspirasi dari esai mahasiswa Unsil mengenai Matematika Sedekah, penulis esai mengutip beberapa ayat dalam Al-Quran sehingga ada rumus mengenai hal itu.
"Secara teknis mahasiswa sendiri yang mengumpulkan dan menyalurkan hasilnya ke para lansia yang ada di sekitar Unsil, sementara ini alokasinya ke RW 07 dan 14 Kahuripan dan panti asuhan, kan ada istqomah tuh!Â
Senin hingga Jumat dari 400-an mahasiswa diharapkan menyisihkan seribu rupiah setiap harinya, ada kencleng, Sabtu Minggu putus, mereka sendiri menyimpannya di rumah masing-masing agar gerakan seribu sehari full satu minggu, Istiqomah!Â
Konsisten,jadi judulnya Matematika sedekah Seribu Per Hari" terang dia, dana yang terkumpul pun langsung disalurkan setiap harinya.
Di beberapa daerah  gerakan serupa memiliki istilah yang berbeda, ada yang menyingkat gerakan seribu rupiah menjadi Geser, bahkan Geserah (Baca Geser ah).
Tetapi apapun namanya prinsip sabillulungan dalam gotong royong untuk menuntaskan ragam persoalan adalah alternatif yang patut diaplikasikan dalam berbagai sendi kehidupan karena pada dasarnya masyarakat kita adalah masyarakat yang peduli satu sama lain, senang berderma tanpa paksaan dan sukarela tanpa tekanan.
Jika anda penggemar Musik Tradisional Sunda bernama Degung, Anda tentu hafal dengan sebuah lagu dari mulai intro sampai outro lagu meskipun tanpa lirik, lagu ini seringkali dibawakan dalam berbagai acara terutama hajatan dengan tradisi Sunda, begini penggalan liriknya;