Yesus datang untuk menyempurnakan dan menunjukkan kebenaran hakiki dari isi Hukum Taurat. Hal tersebut tampak dalam sikap kristisnya terhadap ajaran-jaran dalam Taurat, misalnya soal membunuh (Matius 5:21-22), soal mempersembahkan persembahan (Matius 5:23-24), soal zinah (Matius 5:27-30), soal perceraian (Matius 5:31-32), soal membalas dendam (Matius 5:38-42), soal kasih kepada musuh (Matius 5:43-48) dan sebagainya.
* Yesus adalah pribadi yang beriman
Orang yang beriman bukanlah orang yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Allah. Orang beriman adalah orang yang percaya akan Allah dan senantiasa membangun relasi dengan-Nya serta yang hidupnya sepenuhnya mau diatur dan dirajai oleh kehendak Allah dalam ketaatan yang penuh, tanpa tedeng aling-aling.Â
Orang beriman adalah orang yang mau melakukan apa saja yang dikehendaki Allah sekalipun seringkali kehendak Allah itu tidak sama dengan kehendak dirinya sebagai manusia. Pengertian beriman seperti di atas sangat nampak dalam diri Yesus Kristus. Yesus mempunyai relasi yang erat dengan Allah Bapa, dan relasi itu diupayakan antara lain dengan doa dalam setiap saat hidupNya. Ia berdoa saat sedang dibaptis (Lukas 3:21), Ia berdoa pagi-pagi benar waktu hari masih gelap (Markus 1:35).Â
Ia rehat dari pekerjaan-Nya untuk berdoa (Markus 6:46, Lukas 5:16). Ia berdoa juga pada malam hari (Lukas 6:12), Ia berdoa seorang diri saja (Lukas 9:18), kadang-kadang ia mengajak para murid menemani-Nya berdoa (Lukas 9:28). Ia tidak hanya berdoa untuk diri sendiri, melainkan sering mendoakan murid-Nya dan semua manusia (Yohanes 17:20) Beriman berarti menyerahkan seluruh hidup secara tolak dan sadar untuk melakukan kehendak Bapa. Yesus berkata: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan- Nya".Â
Yohanes 4:34.. Ia melupakan keinginan sendiri demi Bapa: "Bapa, kalau boleh jauhkanlah dari pada-Ku penderitaan yang harus Aku alami ini, tetapi jangan menurut kemauanKu, melainkan menurut kemauan Bapa saja" (Lukas 22:42). Dan pada akhirnya menyerahkan seluruh jiwa raga kepada Bapa. Pada saat wafat-Nya Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. (Lukas 23:46)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H