"Temen..." kata Adam lirih nyaris tidak terdengar.
"Oh... temen" Dewi dan Andrea saling menatap tidak percaya dengan pengakuan keduanya.
Stasiun Lempuyangan
Ketika hari beranjak gelap, jam sudah menunjukkan diangka sembilan malam. Pertemuan Adam dan Rangga bersama kedua perempuan itu harus berakhir. Selanjutnya seperti rencana sebelumnya, Adam dan Rangga akan menumpang kereta untuk perjalanan menuju Jogjakarta, kampung halaman Rangga.
Rangga tidak benar -- benar menyukai pilihan Adam yang memilih untuk menggunakan kereta api kelas ekonomi daripada eksekutif. Bagi Adam, bagaimanapun keduanya masih tetap harus berhemat, tidak perduli berapa banyak tabungan tersimpan didalam rekening masing -- masing. Namun, Rangga membutuhkan kenyamanan.
"Ya kalau mau naik dari stasiun Gambir, kenapa nggak naik pesawat sekalian..." kata Adam mencoba memutus perdebatan "paling nambah seratus dua ratus ribu, kita bisa nyampe dalam sejam"
"Aku kan maunya menikmati perjalanan panjang, bukan cuma sekedar sampe gitu aja" keluh Rangga.
"Yaudah, kamu naik dari Gambir, aku dari Senen" Adam memberi pilihan "Gimana?"
Rangga mengalah, akhirnya disetujui keduanya untuk membeli tiket kelas ekonomi berangkat pukul sepuluh lebih yang akan tiba tepat ketika mentari menyapa kota Jogja.
"Nanti di Jogja kita juga harus merahasiakan ini?" Adam menatap Rangga sambal menggeggam tangannya saat kereta sudah menggilas jalanan empat jam lamanya.
Rangga terdiam, perasaan bersalah atas apa yang dilakukannya tadi di Ancol kembali menghantui pikirannya.