Satu Loyang pizza daging sapi hadir di meja mereka berempat lengkap dengan dua pilihan saos, bersiap untuk segera dinikmati. Keempatnya saling menatap satu sama lain, ragu siapa yang akan mengambil tindakan untuk potongan pertama pizza itu.
"Gue kan cowok... perlu banyak makan" kata Adam tidak ingin Pizza itu menanti terlalu lama.
"Eh... itu saos cabe...!" Rangga memperingatkan sebelum Adam sempat melumuri pizzanya dengan saos cabe yang sudah berada ditangan "Adam nggak bisa makan pedes" jelas Rangga saat Dewi dan Andrea menatapnya curiga.
"Jadi hubungan kalian sekarang adalah..." kata Dewi tergelitik saat melihat tingkah Rangga yang seolah sangat mengerti Adam itu.
Lagi lagi Adam dan Rangga terjebak dalam diam. Dewi menanti, Andrea menanti. Langit yang berubah menjadi malam juga menanti.
"Iya... setau gue Rangga banyak yang deketin waktu di Tokyo, tapi ditolak semua" kali ini Andrea mengambil alih, untuk memperjelas status dua pria dihadapannya itu.
Sebagai sahabat dekat, Andrea dan Dewi sangat mengetahui siapa Rangga. Bahwa Rangga tidak memiliki ketertarikan seksual dengan lawan jenis adalah satu dari sekian banyak rahasia pria berusia dua puluh delapan tahun itu yang mereka ketahui. Namun, Adam bukanlah nama yang pernah diceritakan Rangga kepada keduanya. Sehingga saat Rangga memilih untuk membawa Adam kehadapan mereka berdua, sejuta tanya lahir tanpa diminta.
"Masa?" Adam menatap Rangga dengan penuh godaan.
Tatapan yang sangat dimengerti Andrea dan Dewi. Tatapan penuh cinta dan pengertian.
"Temen..." jawab Rangga menjadikan plot twist tidak terduga keluar dari mulutnya "Kita temenan" tegasnya.
Dan jika saja kau belum sanggup untuk memberi pengumuman pada dunia. Aku terima.