"will do"
***
Lima jam setelah mendapatkan pesan dari Alfira, Adam sudah berhadapan dengan rumahnya sendiri. Sekarang Adam berada disana, bersama kepala desa dan beberapa warga kampung. Mereka menanti Alfira, seorang wanita, kakak sulung Adam.
Hanya butuh lima belas menit bagi Alfira untuk mencapai lokasi. Dia tidak menyangka, Adam sudah membawa semua perangkat desa dan beberapa warga, juga sebuah mobil bak terbuka, dengan sejumlah kayu di muatannya.
"Ada apa ini" kata seorang berusia pertengahan empat puluhan keluar dari rumah itu.
"Kosongkan rumah ini sekarang!" printah Adam.
"Tapi kami..."
"Sampai detik ini, rumah ini masih adalah milik saya..." Adam tidak terlihat ragu dalam ucapannya "tinggalkan rumah ini, urusan anda dengan Tobias silakan kalian selesaikan sendiri..."
"Tidak bisa begitu..."
"Sebentar lagi kepolisian akan datang, anda tidak punya pilihan" Adam tidak sama sekali membiarkan pria itu membela diri. Amarahnya sudah sampai pada puncaknya kini.
Atas desakan kepala desa dan warga, juga oleh Alfira. Pria itu akhirnya mengalah. Setelah semua barang keluar dari rumah, pria itu dan istirnya menyaksikan Adam yang memblokir segala akses masuk kedalam rumah. Dua kayu dipaku bersilang di pintu depan. Begitu pula dengan jendela, termasuk pintu belakang rumah.