Her berbohong, tapi aku mencoba memahami alasannya. Kalau Her mengatakan dia tidak benar -- benar izin ke keluarganya, aku tidak akan mengizinkannya untuk ikut dalam perjalanan ini. Kalau Her jujur pada keluarganya, maka mereka tidak akan mengizinkannya sebab pria itu punya kelainan jantung yang bisa kapan saja menyerangnya.
Semua orang sudah mengatakan kebenaran mereka, tapi kami belum terbebas dari jeratan hutan terlarang ini. Semua orang memandangku. Tapi itu konyol, aku tidak melakukan kesalahan apapun terhadap satupun diantara mereka.
"aku..." kata Fred "tujuanku kesini adalah mencari misteri anakku yang hilang dua puluh tahun lalu. Tapi sekarang aku tahu kenapa dia tidak pernah kembali"
Seketika sebuah cahaya menyergap kami membuka tabir dua dunia yang memisahkan kami dengan kenyataan. Semua orang sudah menanti tepat dihadapan kami.
"kau menemukan kuncinya" kata tetua desa yang ternyata sudah berada disana.
Sudah pukul satu dini hari ketika kami semua keluar dari hutan itu. Dalam perjalanan, aku bertanya kenapa Prita, Kevin dan Anggi tidak mengalami kesulitan didalam sana. Bahkan Anggi menyelamatkan kami semua dari terkaman makhluk buas penjaga hutan itu.
Ternyata, Kevin yang masih kecil masih suci. Belum melakukan kesalahan apapun karena dia tidak benar -- benar tahu mana yang benar dan mana yang salah. Sedangkan Prita, wanita itu kuat dan tegar juga pemaaf luar biasa. Kesucian cinta yang dimiliki Prita menyelamatkannya dari kesulitan yang ada. Sedangkan Anggi adalah anak yang taat beribadah, gadis itu bercerita meski terlihat sangat santai tapi anak itu melantunkan dzikir dari awal perjalanan hingga kami terjebak tadi.
Satu hal yang mengajarkanku dari semua kisah ini adalah, kejujuran akan menyelamatkanmu dalam kondisi paling buruk sekalipun. Dan cerita ini akan berlanjut, menemui kesan -- kesan kami dalam perjalanan lainnya. Tentu saja tanpa Prita, Lukman dan Kevin. Mereka akan kembali ke Jakarta besok pagi sebab harus menghadiri kompasianival, acara tahunan kompasiana.
"kau punya banyak pengalaman perjalanan, berbagilah di kompasiana" kata Prita saat akan istirahat di penginapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H