Mohon tunggu...
Damri Hasibuan
Damri Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Seseorang yang ingin meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gimana Rasanya Menjadi Imam di UEA?

28 April 2023   04:07 Diperbarui: 28 April 2023   04:14 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bayangkan! Sang imam tidak perlu memeras keringat banting tulang seperti profesi lainnya. Guru, dokter, dosen, kuli bangunan, pengusaha, youTuber, influencer, dan lain sebagainya. Dia hanya duduk manis dan bebas mau ngapain saja di rumah sampai azan berkumandang. 

Pekerjaannya sangat santai, tetapi akhir bulan insyallah selalu mengalir dengan deras dan lancar. Menariknya, di sela-sela menunggu waktu salat, sang imam juga punya waktu yang luang untuk bermurajaah. 

Banyak di antara para penghafal Al-Qur'an yang tidak sempat muroja'ah karena sibuk dengan pekerjaan real life. Beda halnya dengan imam di UEA. Meskipun tidak diharuskan baca ini dan itu, tetapi si imam bisa meluangkan waktu kosongnya untuk lebih banyak muroja'ah. 

Bagi imam di sini, mengkhatamkan Al-Qur'an dalam salat amat sangat mendukung. Tidak harus sih, cuma ini termasuk salah satu plus-nya lagi jika dibandingkan dengan perimaman di tanah air secara khusus. Kenapa? Lagi-lagi ini hipotesis saya ya. Kalau di sini bisa baca ayat dalam salatnya lebih panjang. Misal, dalam salat jahar atau Magrib, Isya' dan Subuh, bisa baca kurang lebih satu lembar atau dua halaman. Sehingga dalam jangka sepuluh hari, bisa selesai satu juz. 

Kalau dikalikan, dalam jangka sepuluh bulan sudah khatam. Itupun kalau konsisten. Kalau di tanah air masih jarang imam tetap yang bisa menerapkan seperti itu. Tentunya, bukan tanpa alasan. Selain karena kesiapan sang imam dan makmum, waktu juga kadang kurang mendukung. Karena buat suksesi itu, butuh persiapan yang tidak sedikit. 

Saya pribadi punya target dan cita-cita untuk bisa selalu mengkhatamkan hafalan Al-Qur'an dalam salat seumur hidup. Semoga tercapai dan langgeng ya. Karena Terhitung dari tahun 2010 hingga 2023 belum pernah mengkhatamkan hafalan saya dalam salat. Selalunya di luar salat. Mungkin di sini Allah memberikan kesempatan emas tersebut untuk saya.  Kenapa saya sejak lama mendambakan selalu mengkhatamkan Al-Qur'an dalam salat? Karena Nabi SAW pernah bersabda;

: . ( ).

Dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bertanya kepada kami, "Inginkah salah seorang di antara kalian apabila kembali ke rumahnya mendapati tiga ekor unta betina yang hamil dan gemuk." Kami menjawab, "Tentu kami menyukainya." Kemudian Rasulullah saw. bersabda, "Tiga potong ayat yang kamu baca dalam salat adalah lebih utama daripada tiga ekor unta betina yang hamil dan gemuk." (HR. Muslim)

Kebayang kan betapa dahsyatnya keutamaan mengkhatamkan Al-Qur'an dalam salat?
Maulana Zakariyya Al Khandahlawi dalam kitabnya yang berjudul Fadhilah Amal menerangkan bahwa Al-Qur'an yang dibaca ketika salat adalah lebih baik daripada yang dibaca di luar salat, sehingga hal itu Nabi SAW bandingkan jauh lebih utama daripada unta betina yang hamil.

Kembali ke topik, awal-awal mengimami di sini, yang namanya masih baru, pasti ada rasa nerves ya. Setiap orang kudu mengalami itu kalau belum terbiasa apalagi di tempat baru dan di negara yang baru saja dikenali dan ditinggali. Takut saja karena yang di belakang kita salat adalah orang-orang Arab. 

Sang imam baru merasa kalau makmum Arab, hafalannya bagus-bagus sehingga dia takut salah ataupun lupa ayat yang dihafal. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, rasa grogi itu lambat laun hilang sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun