Ikhlas itu adalah ketika engkau sanggup berlari melawan dan mengejar, namun engkau memilih patuh dan tunduk.
Ikhlas adalah sebuah kekuatan menundukkan diri sendiri, dan semua yang engkau cintai.
Ikhlas adalah memilih jalan-Nya, bukan karena engkau terpojok tak punya jalan lain.
Ikhlas bukan lari dari kenyataan. Ikhlas bukan karena terpaksa. Ikhlas bukan merasionalisasi tindakan, bukan juga mengkalkulasi hasil akhir.
Ikhlas tak pernah berhitung, tak pernah pula menepuk dada.
Ikhlas itu tangga menuju-Nya, trik mendengar perintah-Nya, cara mentaati-Nya. Ikhlas adalah Ikhlas itu sendiri.
Apakah belum cukup memahami apa itu ikhlas dari perginya Ibrahim dan kerelaan Hajar?
Sekarang saatnya, aku, kamu, serta kita semua tertunduk pasrah dengan Ikhlas menuju ridha Allah agar mencapai surga sebagai tujuan akhir.
Semoga kita menjadi lebih baik dan bermanfaat, penuh keikhlasan dan hanya berharap ridha dan rahmat Allah Swt.
Robbana Taqobbal Minnal Ikhlas wa kullal 'amaal)
(Ya Allah terimalah keikhlasan dan seluruh amalan kami...) Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H