Mohon tunggu...
Damri Hasibuan
Damri Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Yang haus akan ilmu itu adalah para penuntut ilmu itu sendiri

Tulislah, maka kamu akan mengabadi!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Begini Pengalaman Saya Diendoskopi dan Kolonoskopi

4 Juli 2022   19:35 Diperbarui: 7 Juli 2022   14:59 6557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi prosedur kolonoskopi (Phonlamai Photo/Shutterstock via KOMPAS.com)

Waktu itu, saya mengidap penyakit bisa dibilang cukup misterius. Karena selain saya menganalisa dari penyakit yang dirasakan, kemudian indikator dari analisis itu sesuai dengan informasi yang didapatkan lewat google, bahwa kalau keluhan lambung, gerd, akan merasa tidak enak kalau makan. Pusing-muntah dan pernafasan terasa nyesek di dada. Jalan juga, pasti susah kalau sudah akut.

Tapi, gejala itu sukurnya, tidak saya rasakan sama sekali. Anehnya, kenapa perasaan tidak nyaman itu selalu dirasakan di area seluruh perut? Atas dan bawah. Berasa panas dan begah. Terutama kalau makan yang pedas, sate, bakso, mie, rendang, gorengan dan barisan makanan uenak lainnya.

Keanehan yang lain ketika ditekan pakai jari pada area yang sakit di dalam, tidak menimbulkan sakit apa-apa. Meskipun ditekan dengan kuat. Hanya saja rasa sakitnya itu dirasakan dari dalam.

Rasa ketidak nyamanan itu timbul ketika bergerak dan beraktivitas. Kadang, serasa mau tumbang. Kalau tidur masih bisa agak nyaman dan lumayan pulas. Tidak ada masalah, kecuali badan itu terasa semacam lebam dari dalam. Sehingga kalau balik kiri ke kanan atau sebaliknya, merasa perut itu berat dan tidak nyamannya disitu.

Suatu saat pernah berpikir, bahwasanya jangan-jangan ini kiriman dari orang jahat. Karena selama merasakan ketidaknyamanan itu, selama itu terus berobat. Baik herbal maupun dokter.

Namun, belum jelas arah dan fokus dari obat itu kemana. Dokter juga, pernah bilang cuma kram biasa saja. Lalu dikasihlah obat kram. Lama juga konsumsi obat yang kramnya, namun tidak mempan dan belum sembuh juga.

Dengan kondisi yang misterius itu, saya memutuskan untuk ngecek diri ke orang pandai. Sekadar memastikan apakah benar penyakit ini dikirim orang yang tak senang kepada saya. Ternyata, setelah dia lakukan penerawangan bukan kiriman dari orang.

Setelah itu, saya memutuskan untuk berobat ke dokter dengan serius. Saking seringnya bolak-balik ke dokter yang sama, di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.

Akhirnya, sang dokter menyarankan saya untuk melakukan endoskopi. (Mungkin dia bosan). Sebelumnya penulis sudah tahu tentang endoskopi lewat YouTube. Hanya saja, bagaimana rasanya, itu yang hendak penulis sharing di sini, sesuai dengan pengalaman pribadi. Mungkin bisa jadi berbeda karena faktor fisik setiap orang.

Apakah endoskopi itu menyakitkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun